Saturday, October 11, 2014

15 Manfaat Membacakan Cerita Untuk Anak

Sore kemarin seorang teman bercerita pada saya mengenai puterinya yang baru berusia 2,5 tahun. Menurutnya, buah hatinya itu sangat suka dibacakan cerita. Setiap hari, selalu disodorkannya buku pada Ibunya. Tak hanya di waktu menjelang tidur, tapi juga di siang hari selepas makan siang, sore, bahkan pagi saat ia baru bangun tidur.


"Duh, sampai jontor nih bibir bacain cerita untuk anakku. Apalagi kalau baru dibeliin buku, diulang-ulang terus itu lagi itu lagi. Kayanya kalau aku ditantang baca sambil merem juga bisa, deh saking hafalnya!" 

Pernahkah Anda mengalami hal serupa? Memiliki anak--terutama yang belum bisa memmbaca tapi 'tergila-gila' untuk dibacakan cerita seperti kasus teman saya? Kalau saya sih jujur saja, Ya. Gaza--putera sulung saya, kerjaannya setiap hari memilih buku untuk dibacakan. Tak hanya buku cerita, bahkan buku 'mewarnai' atau 'mengenal bentuk' pun dia sodorkan pada saya agar diceritakan isinya. Bersyukurlah Gaza punya Ibu yang tukang mengkhayal seperti saya, sehingga ada saja cerita yang lahir dari buku-buku tanpa kisah tertulis itu--meski kadang ngaco dan nggak nyambung, hihihi...

Lalu, bagaimana sebaiknya kita--khususnya sebagai orangtua menyikapi anak yang gemar dibacakan cerita seperti ini? Adakah manfaat dari dibacakannya cerita pada anak? Yuk kita simak uraian berikut ini.

15 Manfaat Membacakan Cerita Untuk Anak

1. Meningkatkan keakraban antara orangtua dan anak
Selain menghabiskan waktu bersama, dalam kegiatan bercerita setidaknya ada momen saling tatap muka, berkomunikasi langsung serta tanya jawab antara orangtua dan anak yang terjadi saat pembacaan cerita. Ketiga hal ini berperan penting untuk menjalin kekaraban atar orangtua dan anak

2. Menambah pengetahuan seputar budaya/kearifan lokal suatu daerah
Jika Anda suka membacakan cerita dari daerah tertentu baik itu cerita legenda kisah-kisah budaya, sudah pasti di dalamnya terkandung kearifan lokal daerah tersebut. Anak jadi memiliki wawasan mengenai suatu tempat di luar tempat tinggalnya, meski belum pernah berkunjung ke tempat tersebut.

3. Meningkatkan pengetahuan akan nilai moral
Pada dasarnya setiap cerita mengandung pesang moral. Namun sebagai orangtua sebaiknya kita selektif dalam memilih cerita yang baik untuk anak. Kisah-kisah sejarah agama merupakan tema yang sebaiknya diceritakan pada anak sejak dini. Dengan demikian anak akan mencontoh orang yang tepat. Jika Anda muslim, maka kisah-kisah Nabi dan para sahabat bisa dijadikan bahan cerita yang utama.

4. Meningkatkan daya imajinasi
Pada saat anak mendengarkan cerita, ia akan berusaha memahami serta menyimpan cerita tersebut dalam memori otaknya, Ini bisa menstimulasi kerja otak. Imajinasi anak akan berkembang karenanya. Imajinasi ini kelak bisa berkembang ke dalam berbagai aktifitas yang diminatinya. 

5. Meningkatkan kreativitas
Misalnya jika anak senang bermain lego, maka akan relatif lebih mudah bagi anak yang suka dibacakan cerita untuk menyusun beragam bentuk, ketimbang anak yang tak pernah dibacakan cerita (ini berdasarkan pengalaman saja. Saya suka memperhatikan saat anak saya dan teman/saudaranya bermain lego, benda yang dibuat oleh anak saya dan teman/saudaranya yang biasa dibacakan cerita ternyata lebih variatif ketimbang anak yang menurut orangtuanya jarang atau bahkan tak pernah dibacakan cerita). Tentu pembacaan cerita bukan satu-satunya faktor yang memengaruhi kreativitas, tapi juga didukung oleh minat dan bakat. Jadi jika anak Anda tidak biasa bermain lego, Anda bisa melihat contohnya pada kegiatan lkreatif lain yang diminatinya misalnya melukis atau membuat kue.

6. Meningkatkan kemampuan konseptual
Kemampuan konseptual adalah kemampuan untuk menganalisa permasalahan yang kompleks, termasuk di dalamnya mengidentifikasi masalah dan mencari solusi. Jika seorang anak terbiasa mendengar cerita yang positif misalnya 'Dongeng Si Kancil Yang Cerdik', maka secara tidak langsung ini membuatnya belajar tanggap terhadap masalah dan peluang untuk mencari solusi. 

7. Meningkatkan kemampuan mendengar (audio learning)
Anak-anak terutama balita biasanya sulit untuk bisa duduk diam saat orangtuanya berbicara. Bisa jadi ini disebabkan oleh gaya bicara orangtua yang kurang menarik baginya. Membacakan cerita dengan gaya yang asyik (memakai gaya yang atraktif, intonasi suara tidak monoton dll) akan membuat anak lebih mudah mendengarkan dan menangkap apa yang diucapkan oleh orangtua. Jadi meski saat Anda bercerita, anak tidak duduk manis memerhatikan 100%, tapi ia tetap bisa menyimak apa yang Anda katakan. Setelah bercerita, Anda bisa memberinya 'tes' misalnya dengan menanyakan ulang apa yang ia tangkap dari cerita Anda.

8. Meningkatkan kemampuan berbahasa
Bacakan cerita dalam bahasa yang baik, dalam artian bukan bahasa gaul atau alay dan tidak pula dengan pengucapan yang dicadelkan agar terdengar lucu. Ini akan membiasakan anak berbicara dalam bahasa yang baik dan benar.

9. Meningkatkan kemampuan berkomunikasi secara verbal
Sebagian anak ada yang kesulitan mengemukakan keinginannya dalam bentuk komunikasi verbal. Jika bukan karena masalah fisik (ada gangguan bicara misalnya), bisa jadi karena ia jarang diajak mengobrol. Adakalanya orangtua jika berbicara pada anak hanya sekedar menunjuk, misalnya "Ambilin itu dong." atau, "Tuh Mama tadi beli ini." (sambil menunjuk saja). Pembacaan cerita akan memperkaya kosakatanya sehingga membuatnya mampu mengomunikasikan isi pikirannya.

10. Meningkatkan kemampuan memecahkan masalah (problem solving)
Hampir setiap cerita anak mengandung konflik pada para tokoh yang terlibat di dalamnya. Seiring berjalannya cerita, konflik akan mereda dan berakhir indah karena para tokoh menemukan solusi pemecahan masalah. Ini bisa membuat anak belajar (dengan cara meniru) bagaimana cara memecahkan masalah. Saat mereka bertambah dewasa, polanya akan berkembang bukan lagi meniru tapi berpikir kreatif memecahkan berbagai masalah yang ada.

11. Meningkatkan kecerdasan emosi (EQ)
Emosi merupakan reaksi individu terhdap stimulus dari dalam maupun luar dirinya. Misalnya jika menonton cerita lucu, maka menimbulkan emosi gembira, lalu mengakibatkan seseorang tersenyum atau tertawa. Kecerdasan emosi mengacu pada bagaimana seorang individu mengelola beragam emosi yang muncul dalam dirinya. Misalnya ia mampu menahan atau meredakan amarah saat ada di tempat umum sehingga tidak melampiaskan dengan cara negatif. Terkait pembacaan cerita, seorang anak bisa mempelajari beragam karakter dari tokoh yang ada di dalam cerita. Tunjukkan pada anak mengenai tokoh yang memiliki karakter baik, lemah lembut, bijaksana dan semacamnya. Jika di benaknya sudah tersimpan bermacam karakter yang baik, maka anak akan bisa meniru tokoh-tokoh tersebut.

12. Menambah wawasan
Kita tidak perlu tinggal di zaman prasejarah kan untuk bisa tahu seperti apa itu dinosaurus? Atau, untuk mengetahui bahwa menara Eiffel ada di Perancis, kita juga tak perlu langsung pergi kesana untuk membuktikannya, bukan? Karena nyaris berbagai hal bisa kita pelajari melalui buku. Kita semua tahu bahwa buku adalah jendela dunia. Maka membacakan buku untuk anak adalah cara paling efektif dan efisien untuk membuka kunci ke berbagai belahan dunia. Membuka wawasannya tanpa harus melihat langsung.

13. Membuat tubuh dan pikiran menjadi relaks
Sebagian orangtua suka membacakan cerita menjelang anak tidur di malam hari. Jika Anda termasuk tipe orangtua yang seperti ini, maka jangan khawatir. Pilihkan saja cerita yang 'nyaman' dalam artian tidak terlalu banyak mengandung konflik. Ini akan bisa membuat tubuh dan pikiran anak menjadi relaks dan menjadi pengantar tidur yang menyenangkan untuknya. Lalu apakah ia akan melupakan ceritanya karena langsung tidur? Menurut saya tidak. Buktinya banyak anak--termasuk saya, yang ingat dongeng pengantar tidur yang suka dibacakan orangtuanya saat kecil dulu.

14. Membuat anak relatif lebih cepat membaca
Yang ini mungkin masih menjadi perdebatan, pentingkah mengajari anak membaca sejak dini? Menurut saya, ini sih tergantung minat dan kemampuan sang anak. Kalau ia memang berminat pada buku, kenapa tidak Anda membacakan cerita untuknya sambil duduk di sampingnya. Sehingga anak bisa melihat setiap halaman buku dibalik. Pada beberapa anak, ini bisa membangkitkan keinginan untuk bisa memahami isi buku. Ajarkan saja huruf dengan cara yang menyenangkan, misalnya sambil bernyanyi atau memberi contoh binatang seperti 'A untuk Ayam', 'B untuk Bebek' dan semacamnya. Jika caranya fun dan tanpa unsur paksaan atau target tertentu, sepertinya tak ada masalah mengenalkan huruf sejak dini.

15. Trauma healing
Pada umumnya, kecelakaan atau bencana akan menimbulkan trauma pada semua orang khususnya anak-anak. Dongeng diyakini bisa menyembuhkan luka trauma tersebut. Mochamad Ariyo Faridh Zidni atau yang akrab disapa Kak Aio adalah pendongeng profesional 'spesialis bencana'. Perjalanannya keliling Indonesia untuk membantu anak-anak lepas dari trauma mulai dari Aceh, Yogya, Merapi dan lainnya. Diakuinya ini sangat membantu anak-anak tersebut. Tak hanya mereka yang terkena bencana, Kak Aio juga mendongeng untuk anak-anak di Panti Asuhan, rumah singgah, anak-anak penderita kanker dan bahkan Panti Jompo (dikutip dari Tabloid Nakita no 810/2014)


Gaza--putera sulung saya,
Hafal huruf di usia 4 tahun karena sering dibacakan cerita

Memilih Bacaan Yang Tepat
Selanjutnya yang menjadi 'pe-er' bagi para orangtua adalah bagaimana cara mencari bacaan yang tepat agar bisa mendapatkan manfaat yang optimal dari pembacaan cerita? Berikut beberapa tips terkait hal ini:

1. Cari buku dari penerbit yang terpercaya
2. Cari buku yang ditulis oleh orang yang kredibel
3. Baca sinopsis yang ada di cover belakang sebuah buku atau sebelum membeli, browsing dulu
4. Cari buku yang sesuai kebutuhan. Misal jika anak berminat pada lingkungan sekitar, beli lah ensiklopedi tumbuhan/hewan dan lain-lain.


Buku Yang Membangun Karakter Anak Sejak Dini
Hal ini terutama terkait dengan poin no 3 dan 11 manfaat membacakan cerita yang saya bahas di atas, yaitu mengenai pembelajaran atas nilai moral dan kemampuan mengelola emosi. Jika Anda seorang muslim, maka kisah-kisah Nabi adalah contoh yang paling tepat untuk dijadikan acuan. Khususnya kisah kehidupan Rasulullah Muhammad SAW merupakan suri tauladan terbaik yang patut ditiru.

Seri "The Great Prophet Muhammad" terbitan Pustaka Lebah merupakan bacaan yang layak dikoleksi. Tak hanya menceritakan sejarah Rasulullah dengan lengkap dan terperinci sejak masa kecil hingga beliau wafat, namun juga diperkaya dengan komik yang menjelaskan istilah 'konsep'. Misalnya jika di bagian atas diceritakan mengenai Rasulullah yang suka menjalankan amanah, maka di bagian bawah digambarkan bagaimana pelaksanaan menjalankan amanah dalam kehidupan sehari-hari, tentu dengan bahasa yang ringan dan sederhana sehingga mudah dipahami untuk anak usia TK dan SD.


The Great Prophet Muhammad terdiri dari 12 judul yang runut


Komik di bagian bawah, menjelaskan istilah konseptual
yang relatif sulit dimengerti menjadi lebih sederhana

Berminat memiliki buku sarat gizi ini untuk buah hati tercinta?
Hubungi saya via email pritha07@yahoo.com atau FB Pritha Khalida dan Twitter @PrithaKhalida.

Jadikan membaca sebagai bagian dari gaya hidup sejak dini :)


Salam hangat,
Pritha Khalida

No comments: