Monday, May 19, 2014

Terkoneksi Dengan Beragam Budaya Dan Kisah Sejarah Melalui Museum

Sebelum tidur, seperti biasa Gaza--putera sulung saya minta dibacakan cerita. Malam ini buku pilihannya adalah 'Curious George And The Dinosaurs'. Buku ini ditulis dalam Bahasa Inggris. Karena Gaza belum mengerti, maka saya pun langsung menerjemahkannya ke dalam Bahasa Indonesia.

"Jimmy dan teman-teman sekelasnya akan berkunjung ke museum, Gerorge ikut serta dengan mereka." ujar saya memulai cerita.
"Museum itu apa sih, Bunda?" tanya Gaza dengan penuh rasa ingin tahu.
"Museum itu...Tempat menyimpan benda-benda bersejarah."
Mulut Gaza hampir terbuka lagi, saya tahu pasti bahwa dia akan menanyakan apa arti 'benda bersejarah'? Maka saya lanjutkan, "Benda bersejarah itu benda-benda yang sudah tua, sudah lama, tapi penting. Misalnya kaya fosil dinosaurus. Itu penting, kan? Supaya kita tahu kalau dulu, jutaan tahun yang lalu pernah ada binatang superbesar yang dinamakan dinosaurus."
Gaza ngangguk-ngangguk. Saya lalu membuka halaman selanjutnya, membacakan kisah George--si monyet kecil nan lincah selama berkunjung ke museum.
Saat cerita selesai, Gaza menatap saya, "Kayaknya asyik ya ke museum itu? Kok Bunda nggak pernah ngajak Gaza ke museum, sih?"
Nah lho...

Jujur saja, saya memang belum pernah mengajak Gaza ke museum. Saya pikir, anak lincah seperti dia akan kurang cocok pergi ke tempat tertutup yang penuh benda-benda dan tulisan seperti yang biasa terdapat di museum. Ya, bukankah begitu kondisi di museum? Eh, masih begitu nggak sih? Saking penasaran, maka setelah Gaza tidur, saya pun mencoba mencari tahu bagaimana keadaan museum saat ini.
Hasilnya? Hmm, jika Anda termasuk orang yang nyaris tak pernah mengunjungi museum karena menganggap itu tempat yang membosankan, maka Anda akan tercengang dengan beberapa temuan saya berikut ini.

Festival Hari Museum Internasional dan 236 Tahun Museum Nasional
Tahukah Anda bahwa pada tanggal saat ini di Gedung Museum Nasional di Jalan Medan Merdeka Barat no 12 Jakarta sedang digelar acara besar yang berkaitan dengan eksistensi museum di seluruh dunia? Acara ini diberi tajuk Festival Hari Museum Interasional. Selain memperingati Hari Museum Internasional, acara yang diadakan selama sepekan ini (17-24 Mei 2014) ini juga digelar untuk memperingati 236 tahun Museum Nasional Indonesia. Ada beragam lomba yang mulai dari Lomba Stand Up Comedy bertemakan sejarah, Jelajah Museum, Lomba Membatik, Lomba membuat essai dan komik, Demo membuat wayang, Fotografi sampai adanya stan dari berbagai museum yang ada di Jakarta. 

Setiap stan menawarkan atraksi unik. Misalnya stan Museum Basoeki Abdullah yang menawarkan jasa menggambar sketsa wajah. Para pengunjung yang ingin dibuatkan sketsa wajahnya cukup duduk selama kurang lebih 15-20 menit. Ada lagi stan Museum Fauna Indonesia Komodo dan Taman Reptilia TMII yang memamerkan koleksi-koleksinya berupa reptil asli yang sudah mati dan disiram air keras sehingga kaku. Bukan cuma hewan yang sudah mati, Taman Reptilia TMII juga membawa koleksi binatang hidupnya. Salah satunya yaitu ular sanca berukuran sekitar 2 meter dengan berat 3 kg yang dibolehkan untuk diajak berfoto bersama.

Atraksi unik salah satu stan:
Berfoto bersama ular milik Museum Fauna Indonesia Komodo dan Taman Reptilia TMII
Sumber foto dari sini
Selain beragam lomba dan stan, nanti pada 23-24 Mei dijadwalkan adanya seminar yang sangat menarik mengenai  'Kekunaan Singhasari' dan pertunjukan video mapping yang dapat dinikmati oleh seluruh masyarakat. Sebagai acara puncak, pada 24 Mei akan diadakan 'GebyarFestival' yang akan menyajikan pagelaran seni tradisional dan modern. 

Di acara ini, tak hanya pengunjung dewasa yang disuguhi beragam atraksi dan pameran koleksi benda-benda bersejarah milik masing-masing museum, pengunjung anak-anak pun dihibur dengan acara melukis layang-layang yang diadakan oleh Museum Layang-Layang dan serunya bermain sambil berlajar berbagai ilmu pengetahuan di stan Museum IPTEK TMII.

Wow, keren ya? Mata saya mulai melek nih. Ternyata museum sekarang sudah jauh dari kesan membosankan!

Museum Nasional Indonesia 
Setelah puas membaca liputan mengenai pembukaan pagelaran serta rangkaian acara yang akan digelar selanjutnya di acara Festival Hari Museum Internasional di berbagai portal berita, saya selanjutnya tertarik pada Museum Nasional yang berulangtahun ke-236. Bisa bertahan selama lebih dari dua abad tentu bukan hal mudah. Saya pun tertarik menelusuri sejarah Museum Nasional

Ringkasan Sejarah panjang Museum Nasional:
- Museum Nasional diawali dengan didirikannya Bataviaasch Genootschap van Kunsten en Wetenschappen (BG) pada 24 April 1778 oleh Pemerintah Belanda dengan tujuan memajukan penelitian dalam bidang seni dan ilmu pengetahuan khususnya dalam bidang Fisika, Biologi, Arkeologi, Kesusasteraan, Etnologi dan Sejarah. Lembaga ini memiliki semboyan 'Untuk Kepentingan Masyarakat Umum'.

- Salah seorang pendirinya yaitu JCM Radermacher menyumbangkan rumahnya di Kalibesar serta sejumlah koleksi benda budaya dan buku. Inilah cikal bakal berdirinya museum dan perpustakaan.

- Pada masa pemerintahan Inggris di Jawa (1811-1816) karena rumah di Kalibesar sudah penuh, Raffles memerintahkan pembangunan gedung baru di Jl. Majapahit no 3.

- Terus bertambahnya koleksi BG membuat gedung di Jl. Majapahit pun tak lagi cukup. Maka pada 1862 pemerintah Hindia Belanda memutuskan membuat gedung baru di Jalan Medan Merdeka Barat no 12, yang sampai sekarang bertahan sebagai gedung Museum Nasional Indonesia. Gedung museum ini baru dibuka untuk umum pada 1868.

Museum Nasional Tempo Doeloe
Gambar dari sini

Museum Nasional Kini
Gambar dari sini

- Banyak yang menyebut Museum Nasional dengan nama 'Museum Gajah'. Ini dikarenakan adanya patung gajah di halaman depan museum yang merupakan hadiah dari Raja Chulalongkorn (Rama V) yang berkunjung pada 1871. Selain Museum Gajah, Museum Nasional juga dikenal dengan nama Museum Arca, dikarenakan banyaknya koleksi arca dari berbagai jenis dan periode.

- Pada 17 September 1962 Lembaga Kebudayaan Indonesia menyerahkan pengelolaan museum kepada Pemerintah Indonesia. Berdasarkan SK Mendikbud no 092/0/1979 akhirnya terjadi peningkatan status dari Museum Pusat menjadi Museum Nasional. Bernaung di bawah Kemendikbud, Museum Nasional memiliki visi berikut "Terwujudnya Museum Nasional sebagai pusat informasi budaya dan pariwisata yang mampu mencerdaskan kehidupan bangsa, meningkatkan peradaban dan kebanggaan terhadap kebudayaan nasional serta memperkokoh persatuan dan persahabatan antar bangsa."

- Beragam koleksi yang ada di Museum Nasional merupakan bukti sejarah yang sangat penting tentang hubungan luar negeri Indonesia dalam aspek politik, sosial budaya dan ekonomi. Tak hanya warisan budaya Indonesia, warisan budaya negara-negara lain pun ada di Museum Nasional. Ini diperoleh melalui serangkaian komunikasi intensif tentang perkembangan hasil-hasil penelitian yang berlanjut pada pertukaran objek penelitian tersebut.

-Sebagai salah satu anggota International Council of Museum (ICOM), Museum Nasional senantiasa mendukung kebijakan dan program-program yang ada. Salah satu ketetapan dari ICOM adalah adanya International Museum Day (Hari Museum Internasional) pada 18 Mei 2014 yang bertema 'Museum Collections Make Connections', dimana museum-museum di seluruh dunia mengadakan berbagai kegiatan yang bertujuan untuk melakukan sosialisasi promosi sekaligus memberi hiburan pada masyarakat.

Ada Apa Saja di Museum Nasional?
Sebagai sebuah lembaga studi warisan budaya dan pusat informasi pendidikan budaya, Museum Nasional berkewajiban melestarikan benda warisan budaya bangsa Indonesia. Hingga saat ini koleksi yang dikelola oleh Museum Nasional berjumlah 141.899 benda yang dibagi atas 7 jenis koleksi yaitu prasejarah, arkeologi, keramik, numismatik-heraldik, sejarah, entografi dan geografi. 

Salah satu koleksi bidang arkeologi: Sultan Banten Crown
Sumber Gambar dari sini
Salah satu koleksi bidang etnografi: Sesako dari Lampung
Gambar dari sini
Salah satu koleksi di bidang Numismatik-Keramik: Kendi Air
dari Sulawesi Selatan. Gambar dari sini

Salah satu koleksi bidang Prasejarah: Mamuli
Jimat tradisional yang terbuat dari emas, yang berasal dari Sumba
Gambar dari sini

Beberapa gambar yang saya tampilkan di atas tentu hanya sebagian kecil koleksi yang ada di Museum Nasional. Bisa Anda bayangkan bukan, betapa banyak informasi yang bisa kita gali mengenai negeri ini di masa lampau, dilihat dari kebudayaan dan peninggalan sejarahnya. Peninggalan sejarah yang tak hanya murni berasal dari dalam negeri, namun juga berdasarkan hubungan Indonesia dengan negara-negara lain pada masa lampau. 

Berbagai peninggalan sejarah itu merupakan bukti bahwa apa yang tersimpan di museum bisa membuat kita terkoneksi dengan beragam budaya dan kisah sejarah.


Makna Tema "Museum Nasional Dulu, Kini dan Akan Datang"
Dengan memantapkan diri menjadi 'Rumah Budaya', kini Museum Nasional Indonesia sudah memberikan ruang pada masyarakat dalam mengembangkan kebudayaan melalui kunjungan dan berbagai aktivitas di museum. Sejalan dengan hal tersebut, maka Festival Hari Museum Internasional sekaligus hari jadi Museum Nasional yang ke-236 tahun ini mengusung tema 'Museum Nasional Dulu, Kini dan Akan Datang'. 

Tak sekedar jargon, tema ini pun tentu mengandung makna. Seperti yang dikatakan oleh Dirjen Kemendikbud, Bapak Kacung Marijan saat pembukaan Festival ini bahwa, "Museum diaharapkan bukan hanya sebagai tempat menyimpanan barang bersejarah saja, namun lebih dari itu museum memiliki sebuah nilai peradaban di masa dahulu, kini dan masa yang akan datang.

Mari Menghargai Sejarah
Setelah mengetahui berbagai fakta mengenai museum khususnya yang tergambar di Museum Nasional melalui pagelaran sepekan Festival Hari Museum Internasional tahun 2014 ini, pikiran saya jadi lebih terbuka, bahwasanya penting bagi kita generasi muda untuk lebih mengenal dan mencintai museum. Bukankah pernah dikatakan oleh Ir. Soekarno--sang Proklamator negeri ini bahwa bangsa yang besar adalah bangsa yang tidak pernah melupakan sejarah bangsanya sendiri.

Ya, tentu saja saya tak ingin menjadi masyarakat yang 'durhaka' karena tak mengetahui atau menafikkan sejarah bangsa. Selanjutnya, saya juga ingin anak cucu saya kelak lebih memahami sejarah bangsanya. Salah satu cara paling mudah untuk itu tentu saja dengan mengunjungi museum. Dan tahukah Anda bahwa untuk memperoleh banyak informasi mengenai sejarah bangsa melalui kunjungan ke museum, tarifnya relatif terjangkau. Berikut saya tampilkan info tarif masuk dan jam operasi Museum Nasional.

Info tarif dan waktu kunjungan Museum Nasional

Jadi, tunggu apa lagi? Yuk kita ke Museum Nasional. Masih ada beberapa hari lagi lho untuk bisa menyaksikan Festival Hari Museum Internasional. Sampai ketemu di sana saat akhir pekan ya :)


Referensi
http://travel.kompas.com
http://236museumnasionalindonesia.com
http://museum-nasional.blogspot.com
http://megapolitan.kompas.com
http://ejawantahtour.blogspot.com
http://kemdikbud.go.id/kemdikbud/berita/2578


Hari Museum Internasional ke 236


No comments: