Sunday, September 28, 2014

Manfaat Mengenalkan Qurban Pada Anak Sejak Dini

Insyaa Allah dalam hitungan hari umat Islam akan merayakan Idul Adha di tahun 1435 H. Bagaimana, apakah Anda sudah mempersiapkan qurban terbaik? Kalau saya sih, jujur saja sedih, pasalnya tahun ini keluarga kecil kami tak ada qurban. Ah tapi tak mengapa, mudah-mudahan tahun depan kami kembali diberi kemampuan untuk bisa mempersembahkan qurban terbaik.

Berkaitan dengan qurban, saya jadi ingat saat Idul Adha 4 tahun lalu. Waktu itu saya merayakannya di rumah sakit dengan infus di tangan, karena sedang terkena DB. Gaza--yang kala itu baru berusia 11 bulan, dengan setia membesuk saya setiap pagi dan pulang siang. Tujuannya tentu bukan sepenuhnya membesuk, tapi untuk 'mengambil hak' ASI-nya. Maklum lah, dia tak terbiasa dengan dot. Jadi ASIP yang disiapkan tak terpakai olehnya. Susu formula pun dia ogah. Maka mau tak mau, itulah satu-satunya pilihan: datang ke rumah sakit. Syukurlah dokter mengizinkan. 

Nah pada saat hari raya Idul Adha, setelah selesai shalat Ied, suami saya membawa Gaza melihat penyembelihan hewan qurban yang dilaksanakan di sekitar Rumah Sakit. Saya sempat tak setuju dengan ide ini, khawatir dia ketakutan atau bahkan trauma melihatnya. Maklum lah, saat itu usianya belum genap setahun. Tapi suami saya meyakinkan bahwa Gaza tak akan diajak melihat dari jarak dekat. Jadi sebelum 'eksekusi', saya menceritakan sedikit tentang para sapi dan kambing yang akan dipotong itu. Mengertikah Gaza? Entahlah... Tapi menurut suami saya sih dia terlihat antusias saat melihatnya.

Di tahun selanjutnya, Gaza kembali melihat pemotongan hewan qurban di lapangan sekitar tempat tinggal kami di daerah Jakarta Selatan. Kali itu, dia sudah lebih mengerti. Tentu saja, sebelumnya kembali saya ceritakan mengenai qurban. Di tahun kedua itu, selain menceritakan kisah pengorbanan Nabi Ibrahim dan Nabi Ismail, ceritanya lebih kepada bahwa para kambing dan sapi itu sedang menunggu saat-saat bertemu dengan Allah, supaya mereka bisa menceritakan kebaikan orang yang menyembelih mereka untuk kelak dibagikan pada orang-orang miskin. 

Gaza awalnya tak yakin. "Masa mau dipotong senang? Memang gak sakit?" tanyanya. 
Saya jawab, "Mungkin ya sakit, tapi kan dipotongnya cepat dengan pisau yang tajam, jadi langsung mati. Jadi nggak bikin dia kesakitan lama kayak Gaza waktu luka luka karena jatuh. Sakitnya bisa seharian, apalagi kalau dikasih obat, makin perih. Kalau qurban, sekali plek...langsung mati."
Gaza ngangguk-ngangguk. Saat itu, saya yakin kalau dia sudah lebih mengerti dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Nah, sepulang dari melihat penyembelihan, dia cerita bahwa ada satu sapi yang mengeluarkan air mata. Di situ suami saya memberitahunya bahwa sapi itu terharu karena mau segera bertemu Allah, sinkron dengan cerita saya sebelumnya. 
"Gaza juga mau qurban, biar Allah sayang." cetusnya. Sebuah kalimat pendek yang saya aminkan dalam hati.

Setahun kemudian, saat usianya menjelang 3 tahun, alhamdulillah Allah memberi kami keluasan rezeki, sehingga bisa membelikan Gaza seekor domba untuk qurban. Wah, Gaza girang bukan main. Apalagi dia diajak sejak proses pemilihan dombanya, yang lokasinya dekat dari rumah, yaitu peternakan milik yayasan Al Amien-Bojonggede (sekolah Gaza saat ini). Penyembelihan hewan qurban yang dilakukan di lapangan samping sekolah itu disaksikan oleh Gaza dari jarak dekat. Cerita ayahnya sih, dia terlihat senang sekali melihat dombanya dipotong. Bahkan sesaat sebelum pemotongan, dia sempat ngajak dombanya ngobrol sambil nyuruh si domba makan yang banyak biar lebih gemuk dan sehat.

Gaza memberi makan dombanya sesaat sebelum penyembelihan



Proses penyembelihan domba yang disaksikan Gaza

Jadi total sudah 4 kali Gaza melihat penyembelihan hewan qurban. Trauma kah dia? Alhamdulillaah tidak. Dia justru semakin paham mengenai esensi berqurban. Dia tahu bahwa qurban itu adalah mempersembahkan harta terbaik kita untuk Allah, meniru apa yang dilakukan oleh Nabi Ibrahim dan Nabi Ismail dulu. Bahkan pernah sekali dia bilang pada saya, "Dulu kan Nabi Ibrahim mau motong Ismail ya, masa kita motong kambing aja gak mau?"

Saya pribadi sangat bersyukur bisa mengenalkan ibadah qurban pada Gaza sejak dini. Meski awalnya khawatir, namun jika dilakukan secara perlahan dengan pemahaman yang terlebih dahulu disuntikkan pada anak, insyaa Allah akan lebih banyak manfaat yang di dapat. Apa saja manfaatnya? Berdasarkan catatan saya sih setidaknya ada 3 hal penting yang bisa dipelajari anak dari berqurban, yaitu:

1. Mengajarkan Anak Berbagi 
Untuk anak-anak, meski uang yang digunakan untuk membeli hewan qurban adalah pemberian orangtuanya, tapi kita bisa beritahukan padanya bahwa uang itu untuknya, yang mana bisa saja ia belikan barang lain seperti sepeda atau apa saja. Namun kita memilihkan untuk membeli hewan qurban agar dia menjadi anak shalih/shaliha yang dicintai Allah karena mau berbagi. Ceritakan pada anak bahwa nantinya daging dari hewan sembelihannya akan dibagikan pada masyarakat kurang mampu, yang mungkin nyaris tak pernah makan daging jika bukan dari pemberian orang lain. 

2. Membuat Anak Lebih Mengenal Kisah Nabi
Berdasarkan pemahaman dan pengalaman saya, anak-anak suka sekali kisah heroik. Anda tentu sering melihat anak-anak yang terkagum-kagum pada Spiderman, Superman dan lainnya. Tak hanya hafal ceritanya, anak-anak bahkan ingin memiliki aksesorisnya mulai dari baju sampai tas. Bisa menjadi kebanggaan tersendiri manakala ia memakai baju dengan kain terjuntai di bagian punggungnya seperti Superman. Bagaimana itu bisa terjadi? Ya mudah saja, karena anak melihat kalau para superhero itu kuat, hebat dan keren. Lantas, jika karakter fiktif itu saja bisa membuatnya kagum, rasanya tak mungkin jika ia tak kagum dengan tokoh nyata para Nabi dan Rasul? Mulai dari betapa hebatnya Nabi Ibrahim dan Siti Hajar yang bersedia mengorbankan puteranya, padahal untuk memperolehnya saja,  beliau disuruh menunggu lama oleh Allah. Lalu Nabi Ismail, betapa meski masih sangat muda, imannya begitu kokoh. Asal perintah itu datang dari Allah, maka ia tak meragukannya dan bersedia untuk disembelih. Ajak anak-anak untuk mengenal para superhero yang nyata ini. Ceritakan kisah-kisah mereka dengan cara yang menyenangkan dan membangkitkan jiwa baik melalui buku, DVD atau aksesori seperti kaos atau tas bergambarkan hal-hal tersebut.

3. Ungkapan Rasa Syukur Kepada Sang Pencipta
Ajarkan anak untuk bersyukur atas segala nikmat yang diperolehnya. Jika saat ini dia diberi kesempurnaan ragawi, kesehatan, rezeki untuk bisa makan makanan sehat dan halal setiap hari, bisa melihat matahari terbit yang menghangatkan tubuh, bisa menghirup udara segar, bisa bermain bersama teman-teman tanpa dibayang-bayangi senapan dan bom seperti yang terjadi di daerah konflik, bisa bersekolah dan hal-hal semacamnya, itu artinya kehidupannya sungguh sempurna. Betapa besar karunia Allah yang tercurah padanya. Dengan itu, maka bersyukur adalah hal yang sudah seharusnya kita lakukan. Ada banyak cara bersyukur, salah satunya dengan berqurban.

Ya, memang sih tidak bisa dipungkiri bahwa karakter anak tak sama. Tidak semua anak berani menyaksikan penyembelihan hewan qurban. Waktu SD dulu, ada seorang teman saya yang nggak mau makan daging kambing setelah menyaksikan hewan tersebut disembelih di lapangan dekat sekolahnya. Untuk menghindari kasus semacam ini, sebagai orangtua, kita hendaknya lebih bijak untuk menyikapinya. Setiap orangtua tentu tahu karakter anak masing-masing. Jadi, apabila setelah diceritakan kisah mengenai qurban dan ia tetap tampak ketakutan untuk menyaksikan penyembelihan hewan qurban, ya jangan dipaksakan. Atau Anda bisa mengabadikan pemotongan hewan qurban dalam bentuk video, lalu mengajak anak menonton bersama-sama. Yang penting beri anak pemahaman yang baik dan lengkap mengenai esensi berqurban serta beri ia motivasi untuk mau berqurban, tentu sambil tak lupa kita--sebagai orangtua juga berupaya untuk bisa berqurban, agar anak bisa merasakan langsung 'sensasi' nikmatnya berqurban sendiri.

Selamat menjelang Hari Raya Idul Adha 1435 H
Mari belajar ikhlas dan bersyukur :)

2 comments:

Dewi Rizki said...

Sekarang bersyukur banyak lembaga yang membantu mendistribusikan qurban ke wilayah wilayah miskin di Indonesia, dan juga qurban mancanegara di wilayah tertindas seperti distribusi qurban Gaza Palestina, Suriah dan Somalia

Mengatasi Salauran Yang sering Mampet said...

terus lanjutkan gan sangat suka info nya menarikdan menambah wawasan