Thursday, March 26, 2015

Review Buku Obrolan Dari Taman Surga

Bersama Ustadz Agus Setiawan dan Ustadzah Siti Hafidah Ayub

…Aku tidak pernah melihat surga,namun seringkali aku selalu mendengarnya.
Ya aku hanya mendengarnya bahwa surga itu tempatnya segala keindahan
Tempatnya segala keinginan terwujud
Tempatnya segala kenikmatan terkumpul
Tempatnya segala harapan terkabul
(dikutip dari buku Obrolan Dari Taman Surga, hal 9)


Akhir pekan kemarin, saat ada silaturahim keluarga, saya menerima buku ini langsung dari salah satu penulisnya, yaitu Ustadz Agus Setiawan. Akhirnya…Setelah sekian lama pengin karena tertarik dengan cover-nya yang cantik, buku ini pun saya miliki.
Don’t judge a book by it’s cover, Prith! Mungkin akan ada yang bilang begitu. Ya bisa jadi, buku bercover bagus belum tentu isinya bagus. Tapi cinta itu kan dari mata turun ke hati. Jadi nggak salah juga dong, kalau bunga dan kupu-kupu yang menari di cover itu bikin saya jatuh cinta?

Oke, selesai urusan cover. Lalu, apakah bukunya secantik cover-nya?

Pertama saya mau bilang, kalau buku ini adalah kumpulan kisah pendek. Ada 31 kisah yang ditulis dalam buku setebal, eh…setipis 102 halaman ini (iya tipis, kalo dibandingkan sama buku Balita Bertanya Anda Menjawab yang 200-an halaman). Eh tapi jangan salah, meskipun tipis, buku ini—seperti dituliskan di cover—merupakan kisah inspiratif penggugah hati penyejuk qalbu, lho. Nggak percaya? Mari kita kupas…

Diawali dari kisah pertama berjudul ‘Kenapa Ya Lisan Di Bawah Akal?’, dimana penulis mengisahkan bahwa tujuan Allah SWT menciptakan lisan di bawah akal agar seseorang berpikir sebelum berbicara. Namun sayangnya, banyak orang lantang berbicara baru kemudian berfikir. Pun Allah SWT menciptakan lisan tak bertulang agar kita bebas berekspresi namun tetap terkendali. Simpel, tapi jika direnungkan sungguh dalam maknanya, bukan?

Kisah pun berlanjut dengan judul lainnya seperti ‘Semua Yang Allah Takdirkan Itu Bagus’, yang bercerita tentang seorang Raja yang mengalami suatu kejadian tak menyenangkan, namun di kemudian hari ternyata hal tersebut menyelamatkannya nyawanya. Hikmah mengenai bersyukur dengan rezeki yang sedikit, dibahas dalam buku ini dengan judul ‘Ketika Yang Halal Tercampur Yang Haram’. Selanjutnya ada pula kisah tentang bagaimana sebaiknya menyikapi suatu perdebatan dengan orang yang ngeyel dalam cerita berjudul ‘Kambing, Walaupun Telah Terbang’. 

…Hingga akhirnya saya pun tiba di kisah berjudul ‘Selfie-Narsis-Tongsis dan Monyong’. Hwalaah, baru nih baca judul gaul di buku berkategori ‘dakwah’. Ilustrasinya itu lho, bikin ketawa sendiri. Digambarkan seorang bapak berkumis dan berjanggut pakai blangkon, senyum tiga jari sambil pegang ponsel. Ah, sepertinya demam selfie kini memang tak hanya melanda anak muda. Terus, apa yang dibahas di situ? Ini dia yang jleb. Salah satunya adalah mengenai bertambahnya ‘adab’ masyarakat modern di era socmed saat hendak melakukan suatu kegiatan. Misalnya kalau mau makan saja, selain berdoa juga memotret makanan tersebut lalu meng-upload ke socmed. (Duh, saya sering lho gitu, apalagi kalo masakan sendiri :p )

Sederhana. Jika disuruh menggambarkan buku ini dalam satu kata, sepertinya itulah yang akan saya pakai. Berbagai kisah yang diangkat dalam buku ini diambil dari cerita dalam kehidupan sehari-hari, yang kemudian diramu dengan bahasa yang juga sederhana sehingga mudah meresap ke dalam kalbu. Ada kisah tentang bagaimana peran seorang Ayah yang acapkali terlupakan dalam hati anaknya, karena interaksinya yang tak sesering dengan Ibu. Ada pula kisah terkait tips sederhana tapi penting dalam kehidupan berumahtangga dan pengasuhan anak, serta hal yang tampak ‘sepele’ tapi sebetulnya amat penting, salah satunya mengenai tidur siang pun dibahas dalam buku ini.

Dilengkapi dengan kutipan ayat Al Qur’an dan hadist yang relevan dengan seluruh kisah yang ada, buku yang diterbitkan oleh Kampung Qur’an ini sungguh terasa menyejukkan jiwa. Sejuk, seolah mendengar kisah ini sungguh-sungguh ‘live’ dari Taman Surga. 

Oya, buku ini tidak dijual bebas di toko buku. Jika Anda berminat memperolehnya, bisa hubungi saya di FB Pritha Khalida atau email pritha.khalida@gmail.com 
Buku yang dibeli di saya, sudah ditandatangan oleh penulisnya, lho :)

1 comment:

keny irma said...

bagus bangetttt bukunya...bahasanya itu lho gak bikin bosen n kena banget....ada lagi gak bacaan yg se tipe kyk gitu???kan slama ini kalo baca buku2 islami kadang bikin aq terkantuk2....xixixixi #orangyanganehyaa