Perkembangan Dunia Kepenulisan di Indonesia
Dunia
kepenulisan di Indonesia dalam satu dekade terakhir mengalami kemajuan yang
cukup pesat. Hal ini sedikit banyak dipengaruhi oleh melonjaknya jumlah media massa
sejak era reformasi. Seperti dikutip dari laman antaranews.com bahwa selama tiga puluh dua tahun era Orde Baru hanya
berdiri 289 media cetak, enam stasiun televisi dan 740 radio. Dan setahun pasca
reformasi jumlah media cetak melonjak menjadi 1.687 penerbitan atau bertambah
enam kali lipat.
Bertambahnya jumlah media massa dan media cetak
ini sangat berpengaruh terhadap meningkatnya jumlah profesi di bidang penulisan
mulai dari wartawan, penulis feature,
penulis skenario, kontributor lepas, sampai penulis buku fiksi maupun non
fiksi. Sambutan hangat masyarakat terhadap berbagai media itu pun membuat
profesi atau bahkan kegiatan menulis menjadi semakin diminati. Mereka yang
awalnya tidak begitu tertarik menjadi penulis, menjadi tertarik. Bagi yang
sudah biasa menulis, biasanya mencoba mengirimkan tulisannya untuk diterbitkan
di Koran/majalah dan penerbit. Sementara bagi mereka yang masih belajar,
biasanya akan mencoba menjajal kemampuan menulisnya melalui blog. Blog dan
berbagai jejaring sosial ini juga dipercaya sebagai salah satu media yang
memfasilitasi karya tulis dan tempat bermunculannya penulis-penulis baru.
Bisnis Inovatif: Agensi Naskah Indscript Creative
Peluang
ini rupanya ditangkap dengan baik oleh teman baik saya, Indari Mastuti. Perempuan yang sudah
menulis lebih dari 50 buku ini mendirikan Agensi Naskah Indscript Creative di
Bandung pada tahun 2007. Suatu bidang usaha inovatif yang kala itu belum banyak dilirik
oleh para pelaku bisnis di Indonesia, terutama di kota Bandung yang lebih dikenal dengan bisnis kuliner dan fashion-nya. Namun berbekal hobi menulisnya, Indari
sangat yakin kalau agensi naskah yang dibentuknya akan banyak memberikan
manfaat bagi banyak pihak yang membutuhkan jasa penulisan.
Beralamat
di kawasan Mohammad Toha-Bandung, Indscript Creative kemudian tumbuh menjadi
suatu bidang usaha yang mulai dilirik berbagai pihak. Mulai dari penulis, penerbit dan juga
lembaga pendidikan yang akhirnya memutuskan untuk bermitra dengan agensi naskah
ini. Dengan tujuh orang karyawan yang bekerja di kantor dan dua orang bekerja
secara online, Indscript Creative
kini sudah berhasil menjalin kerjasama dengan 30 klien penerbit, 2 klien
institusi pendidikan dan 4 klien korporat (jumlah ini terus bertambah seiring dengan semakin berkembangnya Indscript Creative). Di samping itu Indscript juga
bekerjasama dengan lebih dari 200 orang penulis aktif, 5 studio gambar dan
telah berhasil melahirkan lebih dari 1000 judul buku ke pasaran. Sungguh sebuah
prestasi yang luar biasa. Maka tak heran jika banyak pihak yang memberikan
penghargaan terhadap Indari dan Indscript Creative, seperti Perempuan
Inspiratif Nova (2010), Wirausaha Muda Mandiri (2011), Nominasi Kusala Swadaya
(2011), Perempuan Indonesia Terinspiratif majalah Kartini (2012), Perempuan
Wirausaha Kartini Awards (2012), Nominasi Kartini Next Generation (2012) dan Juara 1 kategori Ide Bisnis SWOMA (2012).
Indari Mastuti - Pendiri Indscript Creative
Ada 3 misi utama Indscript Creative yaitu: 1)Memberikan pengemasan buku
terbaik kepada industri penerbitan, 2)Memproduksi buku bestseller,
3)Meningkatkan penulis berkualitas di Indonesia. Tak ingin menjadikan misi
mulia ini sebagai jargon belaka, Indari Mastuti berusaha untuk selalu
mengembangkan usahanya yang telah dirintisnya selama lima tahun ini. Berbagai
inovasi terus ia kreasikan. Penyempurnaan di bidang manajemen dan kualitas
pelayanan pun terus disempurnakannya. Strategi online dan pendalaman skill SDM
yang terlibat melalui berbagai pelatihan pun secara berkesinambungan terus
dijalankan oleh Indscript Creative.
Beberapa Buku Hasil Karya IIDN--Indscript Creative
IIDN, 'Kendaraan' bagi Kreativitas dan Produktivitas Ibu-Ibu
Berangkat
dari visi Indscript Creative sebagai agensi naskah professional yang mewujudkan
mimpi menjadi penulis buku, maka pada mei 2010 dibentuklah komunitas di
facebook yang dinamakan Group Ibu-Ibu Doyan Nulis (IIDN). IIDN adalah suatu
group kepenulisan yang target utamanya ibu-ibu. Tidak seperti group komunitas
pada umumnya dimana komunikasi biasanya hanya terjalin satu arah, dalam IIDN
ada interaksi yang luar biasa hangat antara moderator dan anggota. Hal ini bisa
terjadi karena ada pelatihan dan pembinaan bahkan untuk mereka yang baru ingin
mulai belajar menulis sekali pun. Hingga pada akhirnya mereka yang sudah piawai
dan mampu menghasilkan karya, akan disalurkan menjadi penulis di Indscript
Creative.
“Target
awalnya difokuskan pada ibu rumahtangga karena saya ingin mengajak ibu-ibu
untuk aktif menulis dan menjadikan menulis sebagai suatu kegiatan yang
menyenangkan disamping pekerjaan rumahnya. Dimana mereka bisa tetap produktif
secara financial tanpa harus meninggalkan anak-anak di rumah, seperti yang saya
lakukan.” Tutur Indari Mastuti.
Namun
ternyata sambutan terhadap IIDN begitu besar. Dalam kurun waktu kurang dari dua tahun saja IIDN sudah memiliki lebih dari 4000
orang member aktif. Bahkan kini anggotanya tidak hanya ibu-ibu rumah tangga,
tetapi para wanita dari berbagai profesi bergabung di sini. Bahkan tak sedikit
pula tercatat nama penulis yang sudah professional sebagai anggotanya. Beberapa
dari mereka tak hanya aktif sebagai anggota tapi juga berbagi ilmu dengan
ibu-ibu lainnya.
Grup IIDN saat mendampingi Indari Mastuti interview di Metro TV
Banyak
keuntungan yang akan didapatkan penulis bila bergabung dengan Indscript
Creative. Dari segi materi, penulis akan mendapatkan royalty sebesar 70% dan
Indscript 30%. Tak hanya dalam proses pracetak (editing, layout dll), Indscript
juga akan membantu penulis mempromosikan bukunya setelah terbit. Caranya bisa
dengan online, menebar resensi di berbagai media dan lainnya. Ini bisa membuat
umur buku lebih lama bertahan di toko, mengingat sekarang ini setiap hari
banyak sekali bermunculan buku-buku baru.
Buku Terbaru Indari Mastuti Yang Akan Segera Terbit
(ditulis duet bersama Pritha Khalida--pemilik blog ini :) )
Pasang Surut Bisnis Agensi Naskah Tak Menyurutkan Langkah
Dunia usaha pada
umumnya mengalami pasang-surut, demikian pula halnya dengan Indscript Creative.
Perusahaan yang dirumuskan serta didirikan oleh Indari Mastuti bersama suaminya
Deky Tasdikin ini juga mengalami hal serupa. Indscript Creative pernah
mengalami masa-masa sulit dengan kondisi hutang di mana-mana dan nyaris pailit,
hingga PHK pun tak bisa dihindari. Indscript yang tadinya memiliki belasan
karyawan harus melakukan perampingan hingga hanya beberapa orang saja yang
tersisa. Namun sang CEO—Indari Mastuti tidak berkecil hati dan menutup
usahanya. Baginya Indscript sudah seperti anak sendiri yang harus dipertahankan
dan tetap didukung pertumbuhannya. Naluri bisnisnya memahami bahwa bisnis tidak
selalu dalam kondisi baik. Seorang wirausaha harus bisa menghadapi kondisi
sulit dan kembali membalikkannya dalam kondisi baik. Nalurinya terbukti benar,
Indscript Creative perlahan namun pasti kembali bangkit. Di usianya yang kelima pada bulan Mei 2012 ini, Indscript Creative pun
semakin memantapkan langkahnya untuk menjadi sebuah agensi naskah yang handal.
Disinggung mengenai banyaknya usaha serupa yang bermunculan akhir-akhir
ini, Indari Mastuti menyatakan bahwa ia tidak merasa tersaingi. Ia dengan tenang mengatakan, “Justru itu
memacu Indscript untuk tetap kreatif dan inovatif.”
Saya setuju dengan kata terakhir yang diucapkan oleh Indari Mastuti. Inovasi yang berkesinambungan dari sebuah bisnis akan membantu bisnis tersebut untuk terus bertahan dan semakin berkembang pesat. Apalagi jika bisnis tersebut memiliki tujuan mulia untuk banyak orang.
Saya setuju dengan kata terakhir yang diucapkan oleh Indari Mastuti. Inovasi yang berkesinambungan dari sebuah bisnis akan membantu bisnis tersebut untuk terus bertahan dan semakin berkembang pesat. Apalagi jika bisnis tersebut memiliki tujuan mulia untuk banyak orang.
"Tulisan ini dibuat untuk mengikuti lomba blog dari http://www.bankmandiri.co.id dalam rangka memperingati HUT Bank Mandiri ke-14. Tulisan adalah karya saya sendiri dan bukan merupakan jiplakan.“
No comments:
Post a Comment