Saturday, January 26, 2013

Cara Jitu (Ala Saya) Mengoptimalkan Konsentrasi Balita

Sore itu saya mengajak Gaza membaca buku. Saat ia baru 2 tahun, saya hanya mengenalkan nama gambar, warna dan membuat cerita atas gambar. Memasuki usia 3 pada Desember lalu, saya mulai mengajarinya huruf. Setelah sebelumnya sukses dengan angka, maka saya pikir pasti huruf pun tak terlalu sulit. Tapi ternyata kali ini beda. Gaza sama sekali tidak bisa mengingat huruf yang saya ajarkan padanya dalam jeda beberapa detik!


Membaca buku, hal yang ingin saya biasakan pada Gaza sejak dini

Saya langsung khawatir dengan kemampuan mengingat jangka pendek (Short Term Memory--STM) Gaza. Perasaan selama ini tidak bermasalah. Kenapa saat belajar huruf, mendadak 'pelupa'? Saya pun mengonsultasikannya dengan dosen yang berprofesi sebagai psikolog. Beliau bilang, ini harus diobservasi, tidak bisa dikomunikasikan jarak jauh. Akhirnya saya memutuskan untuk melakukan 'observasi pendahuluan'. Sambil deg-degan saya amati perkembangan proses belajar Gaza. Iyalah deg-degan, tahu sendiri kan kalau kemampuan mengingat jangka pendek itu penting dalam proses belajar. Kalau yang sebentar saja bisa lupa, bagaimana dengan yang lama? Bagaimana prestasinya kelak?

Seiring berjalannya waktu, apa yang saya khawatirkan tidak terbukti. Kemampuan STM Gaza sangat baik. Ini terbukti dari kemampuannya mengingat langkah-langkah menyalakan dan mematikan laptop persis seperti yang saya/ayahnya lakukan. Gaza mampu melakukannya nyaris sempurna meski hanya memperhatikan. Dia paham bagaimana cara kerja "Double Click", "Right Click", "Esc", "Minimize" dan "Maximize" meski tak tahu istilahnya. Gaza bahkan bisa mengikuti ayahnya bermain games Angry Bird dan memperoleh High Score di beberapa sesi tanpa diajarkan secara lisan.

Saya lalu menduga bahwa konsentrasi (khususnya pada Gaza) berkaitan erat dengan minatnya. Jika dia menyukai sesuatu, maka akan lebih mudah untuk berkonsentrasi. That's the point! Saya lalu putar otak, bagaimana agar belajar huruf bisa diminati olehnya. Gotcha! Saya menggunakan kibor laptop sebagai sarana belajar huruf. Alhamdulillah tidak berapa lama Gaza bisa mengingat beberapa huruf!
Dimulai dari beberapa huruf, semoga kelak Gaza pun menulis buku seperti Bundanya

Tidak hanya untuk belajar baca, metode ala saya ini juga bisa digunakan untuk hal lain. Praktek termudah sudah saya uji cobakan lagi pada menghafal bahasa Inggris. Karena Gaza senang cerita, maka kadang ada kata-kata dalam cerita yang saya ganti dengan bahasa Inggris.

Namun tentu saja metode ini tak bisa diandalkan selamanya. Kelak akan ada masa di mana Gaza tak boleh hanya terpaku pada minat. Misalnya saja jika dia sudah duduk di bangku SD. Jika konsentrasinya hanya ditopang oleh minat, bisa-bisa nanti dia keteteran dalam mata pelajaran yang tak disukainya. 

Jika strategi secara psikis sudah didapatkan, maka kini giliran aspek fisik yang harus diperhatikan. Saya lalu mencermati asupan nutrisinya. Zat gizi apa ya yang gharus ditambah atau dikurangi untuk mengoptimalkan konsentrasi? Saya lalu ingat pada seorang kerabat yang memiliki anak autis. Menurutnya sulit sekali mengontrol asupan makanan pada anaknya, karena makanan yang beredar di luaran seringkali mengandung gula berlebih. Dimana menurutnya asupan gula berlebih akan memperburuk konsentrasi sang anak, dan yang terparah adalah menjadi pemicu tantrum.

Saya lalu browsing mengenai hal ini. Ternyata memang betul, Menurut American Heart Association, batas asupan gula yang baik pada anak adalah 3-8 sendok teh per hari. Jika lebih dari itu, maka akan banyak dampak negatifnya mulai dari obesitas hingga hiperaktif.

Fakta ini bikin saya cenat-cenut. Bagaimana tidak, Gaza itu suka sekali makanan yang manis mulai dari permen, es krim dan sirup. Memberhentikannya sama saja dengan menyiksanya. Disaat lagi cenat-cenut begini, seorang teman mengusulkan agar meminimalisir gula dari susunya saja. Caranya dengan memberinya susu yang nggak pakai gula tambahan. Dia lalu memberitahukan mengenai produk Anmum Essential. Katanya ini adalah produk susu tanpa gula tambahan. Saya awalnya enggak percaya. Iya nggak ada tulisan gula, tapi sukrosa, laktosa? Ada nggak tuh? Yang saya tahu sih susu formula itu paling tidak mengandung gula minimal 5 mg.


Anmum, enak meski tanpa gula tambahan!

Saya lalu membuktikan ucapannya. Waktu belanja mingguan beberapa hari yang lalu, saya perhatikan kemasan Anmum Essential. Eh beneran lho, nggak ada kandungan gula, sukrosa atau apapun nama lainnya. Jadi saya coba deh. Sambil deg-degan, takut rasanya tawar. Tapi ternyata enggak tuh! Ah cocok deh kalau gitu. Enak meski tanpa gula tambahan.

Well, menjadi bunda cerdas memang tak mudah. Namun demi kebaikan anak, saya akan selalu berusaha memberikan yang terbaik untuknya.

No comments: