Membaca buku, hal yang ingin saya biasakan pada Gaza sejak dini |
Saya langsung khawatir dengan kemampuan mengingat jangka pendek (Short
Term Memory--STM) Gaza. Perasaan selama ini tidak bermasalah. Kenapa saat
belajar huruf, mendadak 'pelupa'? Saya pun mengonsultasikannya dengan dosen
yang berprofesi sebagai psikolog. Beliau bilang, ini harus diobservasi, tidak
bisa dikomunikasikan jarak jauh. Akhirnya saya memutuskan untuk melakukan
'observasi pendahuluan'. Sambil deg-degan saya amati perkembangan proses
belajar Gaza. Iyalah deg-degan, tahu sendiri kan kalau kemampuan mengingat
jangka pendek itu penting dalam proses belajar. Kalau yang sebentar saja bisa
lupa, bagaimana dengan yang lama? Bagaimana prestasinya kelak?
Seiring berjalannya waktu, apa yang saya khawatirkan tidak terbukti.
Kemampuan STM Gaza sangat baik. Ini terbukti dari kemampuannya mengingat
langkah-langkah menyalakan dan mematikan laptop persis seperti yang
saya/ayahnya lakukan. Gaza mampu melakukannya nyaris sempurna meski hanya
memperhatikan. Dia paham bagaimana cara kerja "Double Click",
"Right Click", "Esc", "Minimize" dan
"Maximize" meski tak tahu istilahnya. Gaza bahkan bisa mengikuti
ayahnya bermain games Angry Bird dan memperoleh High Score di beberapa sesi
tanpa diajarkan secara lisan.
Saya lalu menduga bahwa konsentrasi (khususnya pada Gaza) berkaitan erat
dengan minatnya. Jika dia menyukai sesuatu, maka akan lebih mudah untuk
berkonsentrasi. That's the point! Saya lalu putar otak, bagaimana agar belajar huruf bisa diminati
olehnya. Gotcha! Saya menggunakan kibor laptop sebagai sarana
belajar huruf. Alhamdulillah tidak berapa lama Gaza bisa mengingat beberapa
huruf!
Tidak hanya untuk belajar baca, metode ala saya ini juga bisa digunakan
untuk hal lain. Praktek termudah sudah saya uji cobakan lagi pada menghafal
bahasa Inggris. Karena Gaza senang cerita, maka kadang ada kata-kata dalam
cerita yang saya ganti dengan bahasa Inggris.
Namun tentu saja metode ini tak bisa diandalkan selamanya. Kelak akan ada
masa di mana Gaza tak boleh hanya terpaku pada minat. Misalnya saja jika dia
sudah duduk di bangku SD. Jika konsentrasinya hanya ditopang oleh minat,
bisa-bisa nanti dia keteteran dalam mata pelajaran yang tak disukainya.
Jika strategi secara psikis sudah didapatkan, maka kini giliran aspek
fisik yang harus diperhatikan. Saya lalu mencermati asupan nutrisinya. Zat
gizi apa ya yang gharus ditambah atau dikurangi untuk mengoptimalkan
konsentrasi? Saya lalu ingat pada seorang kerabat yang memiliki anak autis.
Menurutnya sulit sekali mengontrol asupan makanan pada anaknya, karena makanan
yang beredar di luaran seringkali mengandung gula berlebih. Dimana menurutnya
asupan gula berlebih akan memperburuk konsentrasi sang anak, dan yang terparah
adalah menjadi pemicu tantrum.
Saya lalu browsing mengenai hal ini. Ternyata memang betul, Menurut American Heart
Association, batas asupan gula yang baik pada anak adalah 3-8 sendok teh per
hari. Jika lebih dari itu, maka akan banyak dampak negatifnya mulai dari
obesitas hingga hiperaktif.
Fakta ini bikin saya cenat-cenut. Bagaimana tidak,
Gaza itu suka sekali makanan yang manis mulai dari permen, es krim dan sirup.
Memberhentikannya sama saja dengan menyiksanya. Disaat lagi cenat-cenut begini, seorang teman mengusulkan agar
meminimalisir gula dari susunya saja. Caranya dengan memberinya susu yang nggak
pakai gula tambahan. Dia lalu memberitahukan mengenai produk Anmum Essential.
Katanya ini adalah produk susu tanpa gula tambahan. Saya awalnya enggak
percaya. Iya nggak ada tulisan gula, tapi sukrosa, laktosa? Ada nggak tuh? Yang saya tahu sih susu formula itu paling tidak mengandung gula
minimal 5 mg.
Anmum, enak meski tanpa gula tambahan! |
Saya lalu membuktikan ucapannya. Waktu belanja mingguan beberapa hari
yang lalu, saya perhatikan kemasan Anmum Essential. Eh beneran lho, nggak ada
kandungan gula, sukrosa atau apapun nama lainnya. Jadi saya coba deh. Sambil
deg-degan, takut rasanya tawar. Tapi ternyata enggak tuh! Ah cocok deh kalau
gitu. Enak meski tanpa gula tambahan.
Well, menjadi bunda cerdas memang tak mudah. Namun demi kebaikan anak, saya
akan selalu berusaha memberikan yang terbaik untuknya.
No comments:
Post a Comment