Film dokumenter terbaik tentang Global Warming |
Beberapa hari yang lalu saya menonton film 'An Inconvenient Truth'. Film dokumenter yang dibuat oleh Al Gore ini sebetulnya sudah pernah saya tonton sekitar 6 tahun yang lalu, saat masih kuliah di Bandung. Waktu itu saya menontonnya atas rekomendasi seorang teman, yang mengatakan bahwa itu adalah 'film-wajib-tonton' karena isinya mampu membuka mata kita mengenai kondisi alam yang sudah mengenaskan akibat global warming. Dulu, pada tahun 2006, sebelum menonton 'An Inconvenient Truth', global warming saya kira hanya merupakan sebuah isyu yang 'dibesar-besarkan'. Masa sih polusi atau tumpukan sampah saja bisa mengakibatkan kiamat? Begitu pikiran picik saya berbicara. Tapi, benar kata teman saya. Film berdurasi 90 menitan ini mampu membuka mata dan mengubah cara pandang saya terhadap isyu Global Warming.
Bukan sekedar asap, tapi pemicu Pemanasan Global |
Kepada seluruh penduduk bumi...
Apakah selama beberapa tahun belakangan ini kalian suka merasa panas yang teramat sangat hingga rasanya mampu membakar ubun-ubun? Atau, pernahkah kalian bertanya-tanya mengapa akhir-akhir ini seringkali terjadi bencana di berbagai tempat seperti banjir, gempa, longsor dan sebagainya? Seolah bencana itu datang silih berganti tanpa memberi waktu untuk sekedar berpikir bagaimana mengatasinya.
Inilah Global Warming, teman-teman.
Global warming atau pemanasan global adalah kondisi meningkatnya suhu rata-rata permukaan bumi, laut maupun atmosfir yang disebabkan oleh beberapa hal, di antaranya:
1. Efek Rumah Kaca
Seluruh sumber energi yang ada di bumi berasal dari matahari. Ketika energi itu sampai ke bumi, ia akan menjadi panas yang bisa menghangatkan bumi. Tidak semua panas yang sampai ke bumi ini akan diserap, karena sebagian lagi akan dipantulkan kembali ke luar angkasa. Sebagian dari panas yang dipantulkan kembali ini terperangkap dalam gas rumah kaca (Karbondioksida, Metana, Sulfur Dioksida dan Uap Air). Jadi bukannya kembali ke ruang angkasa, energi panas ini akan tersimpan di permukaan bumi. Inilah yang mengakibatkan suhu di permukaan bumi terus meningkat.
2. Efek Umpan Balik
Meningkatnya suhu di permukaan bumi dan lautan akan mengakibatkan lebih banyaknya air yang menguap ke atmosfir. Ini mengakibatkan penguapan akan berlangsung terus-menerus dan menambah uap air di atmosfir hingga kesetimbangan uap air tercapai. Seperti disebutkan sebelumnya, Uap Air merupakan salah satu gas rumah kaca, yang bisa 'memenjarakan' panas.
Membaca fakta ini, saya jadi teringat nasib kodok yang diceritakan dalam bentuk animasi di film An Inconvenient Truth. Seekor kodok jika dimasukkan secara mendadak ke dalam air panas, akan terkejut dan mati. Lain halnya jika kodok tersebut dibiarkan dalam kondisi panas yang meningkat suhunya sedikit demi sedikit. Sang kodok mungkin bisa bertahan dengan kemampuannya beradaptasi, tapi tidak akan lama. Suatu waktu adakalanya suhu mencapai titik maksimal dimana sang kodok sudah tak mampu lagi beradaptasi dan mati.
Nah begitulah manusia di bumi ini. Sekarang mungkin kita masih bisa bertahan dengan kondisi alam yang semakin hari semakin panas, misalnya dengan memakai AC, sunblock/body lotion berkadar SPF tinggi dan lainnya untuk mengatasi cuaca yang panas. Tapi besok lusa, setahun dua tahun atau bahkan sepuluh tahun lagi, mampukah kita tetap bertahan dari cuaca yang selalu bertambah panas setiap harinya? Jika tidak berbuat apa-apa, saya ragu kita mampu bertahan.
Mari saya sampaikan sebuah fakta yang 'mengejutkan' (tapi ini nyata!)
Sir Nicholas Stern--Kepala Badan Ekonomi Pemerintah Inggris, menyusun laporan setebal 700 halaman yang memuat akibat dari kenaikan suhu permukaan bumi setiap 1 derajat. Berikut ini akan saya cuplik kutipannya:
Jika suhu udara naik 1 dearajat celcius, maka akan mengakibatkan:
- Setidaknya 300.000 orang setiap tahunnya meninggal karena penyakit akibat perubahan iklim (terutama diare, malaria dan kekurangan gizi)
- Setidaknya 10% spesies di darat akan punah, 80% terumbu karang akan rusak (termasuk terumbu karang terbesar di dunia Great Barrier yang terletak di sebelah timur laut Australia)
- Beberapa gletser kecil di Andes menghilang dan mengancampersediaan air bagi 50 juta orang
Jika suhu udara naik 2 derajat celcius, maka akan mengakibatkan:
- Hasil panen merosot tajam terutama di wilayah tropis (5-10% di Afrika)
- Sekitar 10 juta orang menderita banjir setiap tahunnya
- Lapisan es di Greenland mulai mencair tak terkendali
Jika suhu udara naik 3 derajat celcius, maka akan mengakibatkan:
- Runtuhnya lapisan es di antartika barat
- 150-550 juta orang terancam kelaparan
- Hancurnya hutan Amazon
Bukti terbaru menunjukkan bahwa rata-rata suhu bumi akan naik lebih dari 5 atau 6 derajat celcius bila emisi gas rumah kaca terus bertambah. Kenaikan suhu udara ini akan setara dengan pemanasan global yang pernah terjadi pada Zaman Es terakhir. Bisa kita bayangkan bukan apa yang akan terjadi pada seluruh penghuni bumi?
Ah itu kan jauh di Amazon, di Antartika, di Afrika... Mungkin sebagian besar dari kita akan berpendapat demikian. Jangan picik, deh! Buka mata lebar-lebar. Kalau lapisan es di Antartika mencair, jatuhnya kan ke laut. Ini mengakibatkan permukaan laut akan naik dan membanjiri daratan, iya nggak? Hutan yang hancur akan mengakibatkan kita tidak lagi memiliki stok pepohonan yang bisa menyerap karbondioksida, sehingga akan terus menambah 'stok' gas rumah kaca di atmosfir. Akibatnya bumi ini akan semakin PANAS!
Dan jika seandainya masih ada yang santai dan berpikiran bahwa itu semua masih jauh menuju kiamat, coba deh amati fakta yang sudah sampai ke lingkungan sekitar kita:
- Harga pangan meningkat
Berkurangnya kuantitas panen akibat perubahan iklim mengakibatkan persediaan menjadi berkurang. Ini berakibat pada mahalnya harga pangan.
- Rusaknya infrastruktur
Perubahan iklim memicu lebih banyak cuaca ekstrim yang menghasilkan bencana, contohnya bisa kita lihat pada banjir besar di Jakarta Januari 2013 lalu yang mengakibatkan lumpuhnya roda perekonomian dan rusaknya infrastruktir ibukota selama beberapa hari.
- Berkurangnya sumber air
Naiknya permukaan air laut dapat membuat batas antara air tanah dan air laut sampai jauh ke daratan, sehingga mencemari sumber air minum.
- Meningkatnya penyakit pernapasan
Perubahan iklim menyebabkan polusi udara yang akhirnya menurunkan fungsi paru-paru.
Jadi, stop berpangku tangan atas semua dampak dari perubahan iklim ini. Jangan pernah berpikir bahwa ini adalah urusan pemerintah, para pakar lingkungan atau para 'orang penting' lainnya. Tentu saja ini adalah urusan besar yang harus kita tangani bersama. Salah besar jika kita berpikir, sebagai orang awam tak ada hal besar yang bisa dilakukan untuk menyelamatkan bumi. Justru jika kita mau berpikir dan bertindak, sekecil apapun itu asal dilakukan secara serempak, maka akan bisa menghambat efek global warming.
Kita bisa:
- Membuang sampah pada tempatnya untuk mencegah banjir
- Menanam pohon untuk memaksimalkan penyerapan air tanah
- Mematikan lampu yang tak terpakai untuk menghemat energi listrik
- Mengurangi pemakaian AC untuk mengurangi buangan karbondioksida ke udara
- Menghemat air bersih
- Mengurangi pemakaian kantong plastik, karena sampah plastik sulit diurai
- Menggunakan transportasi umum atau transportasi pribadi secara bersama-sama untuk menghemat bahan bakar dan mengurangi polusi
- Mendaur ulang barang yang sudah dipakai, misalnya membuat kerajinan tangan dari kemasan deterjen
- Mendaur ulang barang yang sudah dipakai, misalnya membuat kerajinan tangan dari kemasan deterjen
- Mengurangi pemakaian kertas, tisyu dan tusuk gigi (apapun itu yang membuat pohon di hutan ditebangi setiap harinya dalam jumlah besar)
- Membuat sumur biopori di halaman
- Mengonsumsi makanan lokal untuk meminimalisir bahan bakar yang digunakan untuk pengangkutan makanan impor
Dan masih banyak sekali hal yang bisa kita--sebagai orang awam, lakukan untuk menghambat efek pemanasan global. Yang terpenting dari semua itu ada 3 hal:
OXFAM dan Kampanye Perubahan Iklim
Kampanye perubahan iklim kini tak lagi dilakukan secara kecil-kecilan, sendiri-sendiri atau oleh kalangan terbatas. Salah satu gerakan global mengenai isyu ini dilakukan olehOxfam. Oxfam adalah konfederasi internasional dari 17 organisasi yang bekerjasama di 92 negara sebagai bagian dari sebuah gerakan global untuk perubahan, membangun masa depan yang bebas dari ketidakadilan akibat kemiskinan. Di Indonesia Oxfam telah berkarya selama lebih dari 50 tahun.
Konsisten, lakukan kebaikan atas nama cinta bumi ini setiap saat.
Tularkan, mari menularkan kebiasaan cinta bumi pada setiap orang yang kalian temui.
Gaya Hidup, jadikan kebiasaan cinta bumi ini sebagai gaya hidup.
Pemanasan global/Global Warming memang sudah tak bisa kita cegah. Namun memperlambat atau mengurangi dampak buruk yang terjadi, tentu bisa dilakukan. Mari lebih mencintai bumi ini. Karena jika bukan kita, siapa lagi?
OXFAM dan Kampanye Perubahan Iklim
Kampanye perubahan iklim kini tak lagi dilakukan secara kecil-kecilan, sendiri-sendiri atau oleh kalangan terbatas. Salah satu gerakan global mengenai isyu ini dilakukan olehOxfam. Oxfam adalah konfederasi internasional dari 17 organisasi yang bekerjasama di 92 negara sebagai bagian dari sebuah gerakan global untuk perubahan, membangun masa depan yang bebas dari ketidakadilan akibat kemiskinan. Di Indonesia Oxfam telah berkarya selama lebih dari 50 tahun.
Sejak bantuannya yang pertama untuk komunitas yatim piatu di Indonesia ini pada tahun 1957, kini Oxfam bekerjasama dengan masyarakat untuk memerangi kemiskinan di negeri ini. Oxfam percaya bahwa penghargaan terhadap hak asasi manusia akan bisa menolong orang keluar dari kemiskinan dan ketidakadilan. Termasuk salah satunya saat warga miskin dihadapkan pada kehidupan yang sulit akibat perubahan iklim. Mereka setidaknya akan mengalami kesulitan pangan karena harga yang merambat naik, terkena wabah penyakit terutama paru-paru dan kulit, dan kekurangan air bersih akibat bencana banjir atau bahkan kekeringan.
Oxfam telah menanggapi peningkatan jumlah kekeringan dan banjir sangat serius dalam beberapa tahun terakhir. Selain itu Oxfam juga telah membantu masyarakat miskin untuk beradaptasi, seperti melalui pertahanan banjir atau kekeringan yang lebih baik teknik pertanian tahan.
Oxfam telah menanggapi peningkatan jumlah kekeringan dan banjir sangat serius dalam beberapa tahun terakhir. Selain itu Oxfam juga telah membantu masyarakat miskin untuk beradaptasi, seperti melalui pertahanan banjir atau kekeringan yang lebih baik teknik pertanian tahan.
Kerja nyata Oxfam: Sistem drainase menggunakan turbin untuk mengatasi kekeringan di Thailand |
Jadi, tunggu apa lagi, mari kita dukung kampanye mulia yang sudah dijalankan oleh Oxfam dengan membantu melawan perubahan iklim global di wilayah kita.
Think Global, Act Local.
Love Our Earth For Better Future
Start NOW
Referensi:
http://www.pemanasanglobal.net/lingkungan/dampak_perubahan_iklim_terhadap_manusia.htm
http://massurono.com/sains/pengertian-global-warming-dampak-dan-cara-mencegah-global-warming/
http://www.oxfam.org/en/campaigns/thailand-finding-innovative-solutions-uncertain-impact-climate-change
http://www.oxfam.org/en/campaigns/thailand-finding-innovative-solutions-uncertain-impact-climate-change
Tulisan ini diikutsertakan dalam 'Lomba Blog Oxfam' :)
1 comment:
sangat bermanfaat sekali info nya
terimakasih
Post a Comment