Wednesday, May 15, 2013

Sekolah Pertamaku Yang Sangat Menyenangkan

Lomba Blog Takita
Dear Kakak Takita...

Perkenalkan namaku Gaza Khalid Efendi. Tapi orang-orang biasa memanggilku Gaza saja. Sementara Ayah dan Bunda memanggilku Abang Gaza. Ini dikarenakan kata mereka, sebentar lagi insya Allah aku akan memiliki adik.

Aku sudah dibacakan surat dari Kakak Takita yang ada di sini oleh Bunda. Katanya Kakak Takita suka bercerita ya? Sama dong! Aku juga suka bercerita. Cerita apa saja, tentang anak kucing milik tetangga yang suka mengeong malam-malam, tentang main hujan atau tentang pohon cabai Bunda yang pernah kupetiki daunnya lalu kuganti dengan menanam ulang daun-daun tersebut, agar Bunda tidak ngomel karena takut kehabisan cabai. Hehehe! Aku awalnya enggak tahu apakah ceritaku bagus atau tidak, tapi Bunda selalu memujiku. Katanya aku pintar. Meski menurutku Bunda lebih pintar, karena ceritanya selalu seru, bikin aku minta tambah lagi...lagi...dan lagi...

Kakak Takita yang baik,
Sebetulnya sebelum membaca surat dari Kakak, aku lagi ngambek sama Bunda. Soalnya Bunda enggak mau menyekolahkan aku. Kata Bunda, aku belum cukup besar untuk bersekolah. Padahal aku kan sudah lebih dari 3 tahun. Teman akrabku yang baru berusia 2 tahun saja sudah bersekolah! Aku suka iri kalau lihat dia pagi-pagi bawa tas dan pakai sepatu, lalu diantar ke sekolah oleh mbak-nya. Aku kan juga mau. Sekolah itu sepertinya mengasyikkan. Aku pernah melihatnya saat berkunjung ke sekolah kakak sepupuku. Ada lapangan basket, ada kantin tempat jajan, ada ayunan, ada kolam renang dan banyak lagi. Tapi Bunda tetap melarangku. Katanya, tahun depan saja kalau sudah lebih besar. Ya sudah, aku pasang aksi ngambek saja.

Tapi meskipun aku ngambek dengan mulut dimanyun-manyunkan dan pasang aksi mogok makan, Bunda enggak ngambek balik, tuh. Sebaliknya, Bunda malah bikin suasana jadi ceria lagi. Aku diminta untuk menyiapkan tas dan isinya (kertas, pensil warna, krayon, gunting dan mainan). Katanya kami akan bersekolah. Diam-diam aku masukkan juga handphone mainanku ke dalam tasku. Kupikir, benda ini akan sangat berguna. Buktinya, Ayah dan Bunda selalu membawanya kemana pun mereka pergi, hehe...

Mana sekolahnya? Eh, Bunda ternyata enggak membawaku ke sekolah, melainkan ke ruang tamu. Katanya ruang tamu itu sekarang jadi sekolahku dan Bunda jadi Ibu Guru. Jadi, aku harus memanggilnya 'Bu Guru'. Dan sekolah kami pun dimulai. Aku boleh menggunting kertas, mewarnai, bermain bola dan lainnya. Apa saja yang kusukai, Bunda...eh, Bu Guru akan menemaniku dan mengobrol denganku. Seru sekali! Besok besoknya, sekolah kami berdua ini ada lagi. Kegiatannya beda-beda. Kadang bernyanyi, senam, atau mengaji. Aku senang sekali!

Dan Kakak Takita,
Akhirnya sekarang aku nggak ngambek lagi. Soalnya Bundaku ternyata baik sekali. Bunda selalu bilang bahwa sekolah betulan itu masih terlalu melelahkan untukku. Aku harus bangun pagi, lalu mandi dan makan cepat-cepat. Setelah itu berangkat ke sekolah. Pernah kulihat temanku digendong oleh pengasuhnya saat ia pulang sekolah. Katanya ia tertidur di jalan. Hihi, lucu sekali!

Bundaku memang hebat. Dia tahu yang paling pas untukku. Bunda mengajarkanku bercerita, mengenal angka dan huruf, belajar menggambar di laptop, bermain bola, sepeda, mengaji, dan banyak lagi. Aku bangga punya Bunda sepertinya. Bunda adalah guru pertamaku sekaligus guru terbaik untukku. Aku sangat berharap kelak guruku di sekolah nanti seperti Bunda (tapi kalau bisa sih, enggak secerewet Bunda, hihihi...)

Sudah dulu ya suratku, Kakak Takita. Lain kali kusambung lagi. Berikut aku sertakan foto-fotoku saat belajar di sekolah kami berdua.

Salam manis
-Gaza-

Dengan belajar di rumah, Alhamdulillah Gaza sudah hafal beberapa surat pendek dalam Al Qur'an
Belajar Menggunting untuk melatih motorik halus
Belajar bersepeda merupakan salah satu 'pelajaran' di sekolah  Gaza dan Bunda

 “Posting ini diikutkan Program Keluargaku Pendidikanku oleh Takita dan BlogFam”

No comments: