Berlibur bersama keluarga merupakan hal yang paling menyenangkan. Saya beserta suami dan putera kami Gaza termasuk jarang berlibur ke tempat-tempat jauh, kecuali saat libur panjang Hari Raya atau akhir tahun. Namun, saat akhir pekan adakalanya kami juga berlibur ke tempat rekreasi di dalam kota. Hampir selalu ada pengalaman baru di setiap liburan kami. Pengalaman yang penuh dengan sensasi menyenangkan, mendebarkan, melelahkan namun tetap seru! Seru, karena saya yakin pengalaman ini tak akan terulang lagi--seiring pertambahan usia Gaza.
Salah satu liburan kami yang tak terlupakan adalah rekreasi saat akhir pekan ke SKI Bogor. Kami kesana sekitar akhir tahun 2012 lalu. Ini sebetulnya merupakan kunjungan kedua. Yang pertama saat Gaza berusia 1,5 tahun. Namun beda dengan kunjungan sebelumnya, dimana Gaza belum lancar berbicara, kali ini bicaranya sudah pintar. Ini membuat kami--saya dan suami, kerepotan dengan berbagai pertanyaan yang ia ajukan. Rasanya hampir setiap sudut tempat ia tanyakan.
"Wow, kolamnya besar banget! Ada ikan hiu nggak di situ, Bunda?"
"Itu kura-kuranya banyak sekali! Mana ayahnya? Bundanya? Anaknya? Oh ada kakek dan neneknya juga, ya?"
"Ada becak kecil! Apa tukang becaknya juga harus kecil?"
dan masih banyak lagi pertanyaan lainnya yang membuat kami kewalahan.
Liburan Akhir Pekan Yang Menyenangkan |
Selain soal menjawab pertanyaan yang bertubi-tubi, saat itu kami juga memiliki 'ritual' yang tak kalah hebohnya: Mengantar Gaza ke toilet. Sulung saya Gaza lulus toilet learning pada usia 2,5 tahun. Gaza pun sudah tidak mau lagi mengenakan diapers. Menurutnya itu mengganggu sekali. Dia bisa tahan untuk tidak pipis selama berjam-jam jika kami memaksakannya memakai diapers saat bepergian. Baiklah, saya punmenuruti keinginannya. Namun ini menjadi 'pe-er' lain bagi kami. Mengingat Gaza banyak minum, maka ia pun lebih sering buang air kecil. Jadi, bertanya, "Gaza mau pipis nggak?" sudah menjadi aktiftas rutin setiap 1/2-1 jam jika sedang berada di luar rumah. Akibatnya, setiap bepergian, menghafal dimana letak toilet adalah hal pertama yang harus dilakukan. Repot kah? Tentu! Tapi tetap seru. Seperti sudah saya bilan sebelumnya, bahwa ini mungkin tidak akan terulang lagi seiring pertambahan usia putera kami.
Tempat yang pertama kami kunjungi saat berada di SKI adalah kolam ikan Arapaima Gigas. Ikan tawar terbesar di dunia yang berasal dari Sungai Amazon ini bisa dibilang merupakan daya tarik yang paling diminati di tempat wisata ini. Ukurannya yang besar memang membuat pengunjung (termasuk kami) terkagum-kagum. Berdasarkan referensi yang pernah saya baca, ikan Arapaima dewasa bisa berukuran 4,5 meter. Di sini, sepertinya tak ada yang berukuran sebesar itu. Saat itu yang kami lihat ukurannya sekitar 1,5-3 meter. Kami membayangkan betapa repotnya membawanya 'pindah rumah' dari Sungai Amazon ke Bogor, hehe..
Anak Ikan Arapaima Melintas di Bawah Kaki Gaza |
Lepas dari melihat ikan superbesar, kami berpindah ke wahana Becak Mini. Gaza yang memang senang naik becak, tak mau menyia-nyiakan kesempatan itu. Ia bahkan rela mengantri menunggu ada becak yang kosong. Saya dan suami bergantian menjadi tukang becak untuknya. Gaza bernyanyi riang selama duduk di dalam becak. Untuk membuat suasana menjadi lebih seru, kadang kami berpura-pura mau bertabrakan dengan becak lainnya. Gaza menjerit-jerit heboh, "Awas Bun, itu mau tabrakan!" atau "Hati-hati, Ayah...di depan ada tembok! Hahahahaha!" Banyaknya anak-anak di arena Becak Mini membuat suasana semakin ramai. Ada kalanya kami berpura-pura berhenti di lampu merah. Jika ada becak lain yang membalap, Gaza langsung berteriak, "Hey, lampunya belum hijau. Nanti kecelakaan lho kalau gak berenti dulu!" sampai membuat anak-anak lain kebingungan.
Menikmati Becak Mini |
Di sebelah wahana Becak Mini ada arena Bungee Trampolin dan ATV Offroad. Sayangnya kedua wahana itu belum bisa dinikmati oleh Gaza. Bungee Trampolin mensyaratkan minimal 3 tahun, sementara ATV Offroad minimal 5 tahun. Kami sempat berdiri sebentar di samping kedua wahana itu, sekedar menonton untuk mengobati rasa kecewa Gaza.
Menurut Gaza ini adalah Kapal Bajak Laut |
Tapi namanya juga anak-anak, Gaza cepat kembali ceria manakala melihat wahana Perahu. Dia memutuskan untuk naik itu saja. Saya menemaninya naik perahu tersebut, sementara suami menunggu di 'dermaga'. Gaza girang sekali. Banyaknya perahu warna-warni lain serta cara mendayung yang relatif mudah, membuatnya kembali bernyanyi riang seperti saat naik becak mini sebelumnya. Sesekali Gaza berkeras untuk emngambil alih dayung. Namun karena lebih sering bertabrakan jika ia yang mengendalikannya, maka ia pun mengembalikan dayung pada saya. Sebagai gantinya Gaza sesekali melompat, berpura-pura menjadi superhero yang sedang berada di kapal bajak laut (seperti sebuah film kartun yang pernah ditontonnya). Tentu saja ini membuat perahu kami agak oleng dan air masuk ke dalam perahu. Baju kami berdua basah, terutama Gaza yang duduk di bagian depan. "Awas, nati nabrak karang!" begitu jeritnya sesekali.
Lelah bermain, kami mencari tempat untuk makan siang. Ada beberapa restoran dengan menu berbeda di situ. Gaza menunjuk restoran yang letaknya di sebelah kolam kura-kura. Ia ingin makan bersama kura-kura itu. Kami menurutinya saja. Pasalnya Gaza ini agak susah makan. Mungkin pemandangan hewan lucu itu bisa membuat nafsu makannya meningkat.
Haha benar saja. Gaza makannya jadi lebih cepat. Nggak ada acara diemut lagi. Ia makan lahap sekali. Ya meski sesekali ia meminta makanannya untuk diberikan ke kura-kura. Untungnya bapak yang menjaga kolam kura-kura baik sekali. Beliau bahkan memberi Gaza pakan khusus kura-kura untuk diberikan langsung. Ini membuat Gaza ekstra senang.
Perjalanan kami belum usai. Setelah selesai makan, kami melaksanakan ibadah solat dzuhur di mushala. Saya dan suami solat bergantian, sambil menjaga Gaza yang lincah berlari kesana-kemari. Ya, ada kalanya ia juga ikut masuk ke dalam mushala mengikuti gerakan orang solat, namun tidak bertahan lama. Paling hanya 1-2 rakaat, setelah itu kembali berlari-lari.
Balitaku yang mulai mandiri saat bermain |
Usai shalat, Gaza memilih playground untuk tempat bermain selanjutnya. Ada ayunan, panjat-panjatan, perosotan dan jungkat-jungkit. Gaza berlari mencoba satu persatu mainan-mainan itu. Beberapa kali ia terjatuh saat terlalu cepat meluncur atau terbentur panjatan. Saya sebetulnya sudah bersiap untuk menolongnya. Namun Gaza seolah tidak merasakan sakit. Ia terus saja bermain dengan riang. Saya pelan-pelan menyadari bahwa ia sudah besar. Kecelakaan kecil bukan hal berarti lagi baginya. Berbeda dengan beberapa bulan yang lalu, dimana ia bisa langsung menangis menghampiri saya jika sekedar terantuk batu kecil sekalipun.
Balon air yang batal kami naiki karena cuaca terik |
Kami berjalan lagi memutari arena rekreasi. Ada wahana Balon Air yang sebetulnya sangat menarik, namun cuaca terik membuat saya membatalkan diri untuk memasukinya. Lagipula saya khawatir Gaza mendadak ingin pipis atau merasa tak nyaman berada di dalamnya. Jadi kami memutuskan untuk duduk saja di samping wahana tersebut.
Puas bermain, kami mengunjungi toko suvenir yang ada di situ. Banyak barang-barang unik mulai dari perabot rumahtangga sampai mainan anak-anak yang dijual di situ. Gaza membeli mainan marakas. Ia senang melihat dua bola kecil yang berkejaran berbunyi "Tok..Tok..Tok.."
Sekitar pukul 2 siang, mata Gaza sudah mulai redup. Kami tahu bahwa ia sudah sangat lelah bermain. Maka kami pun memutuskan untuk mengakhiri liburan singkat hari itu dan pulang. Gaza awalnya menolak karena ia masih senang bermain di situ. Tolakannya tidak kami hiraukan. Sebaliknya, kami membujuknya untuk mengunjungi rusa di pagar Istana Bogor jika ia mau pulang. Gaza pun setuju. Tanpa bermaksud membohonginya, pada akhirnya janji mengunjungi rusa dibatalkan. Ini karena Gaza yang tertidur pulas saat perjalanan pulang. Tentu kami tak tega membangunkannya. Dalam hati kami berjanji, liburan pekan depan saja bertemu dengan kawanan rusa cantik itu.
Begitu lah sedikit cerita liburan seru ala keluarga kami. Dekat, murah meriah dan bisa dinikmati dalam waktu sehari saja. Meski hanya sebentar namun tentu saja tidak mengurangi kebahagiaan kami sekeluarga.Yang terpenting dari liburan kan kebersamaannya, dan kami semua menyukai tempat yang dituju.
No comments:
Post a Comment