Sumber Gambar dari sini |
Matematika?
Susah… Sebel… Pusing…Cape deh
Sukanya Apa?
Es krim…Cokelat…Princess Elsa
Matematika Masih Kurang Diminati Anak-Anak
Beberapa saat sebelum menulis ini, saya menggelar survey
iseng pada beberapa orang anak berusia sekitar 4-9 tahun. Kenapa dibilang
iseng? Ya jelas, subjeknya gak nyampe 10 orang, gak ada batasan atau kriteria
khusus, nanyanya juga suka-suka. Pertanyaannya gini, kamu suka matematika gak?
Menurut kamu Matematika itu gampang atau susah? Lalu kalo jawabannya nggak
suka, ditanya lagi, abis sukanya apa dong kalo matematika gak suka? (Yang
jawab suka Cuma satu orang, entah beneran entah pencitraan, gak saya tindak
lanjuti. Ya kan namanya juga iseng :D )
Well, poinnya sebetulnya karena saya pengin tahu, apakah di
jaman sekarang, setelah lewat lebih dari satu dekade terakhir kali saya megang
buku Matematika (yang bukunya selalu jadi paling rapi di antara matpel lain,
saking jarang dibuka), pelajaran yang satu ini masih memegang predikat ‘jarang
peminat’? Dan jawabannya ternyata Ya. Setidaknya untuk beberapa subjek yang
saya tanya sih gitu. Kenapa ya? Mari kita cari tahu jawabnya. Plus kita coba
bongkar, apa sih pentingnya mata pelajaran yang satu ini…
Pentingnya Matematika
Berdasarkan teori Howard Gardner (1983) yang terkenal
tentang Multiple Intelligences, Matematika Logis menjadi salah satu ranah
kecerdasan disamping tujuh kecerdasan lainnya. Menurut Gardner kecerdasan
Matematika Logis adalah kemampuan penalaran ilmiah, perhitungan secara
matematis, berpikir logis, penalaran induktif/deduktif dan ketajaman pola-pola
abstrak serta hubungan-hubungan. Dapat diartikan juga sebagai kemampuan
menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan kemampuan matematika sebagai
solusinya. Anak dengan kemampuan ini akan senang mengerjakan rumus dan
pola-pola abstrak. Tidak hanya pada bilangan matematika, tetapi juga meningkat
pada kegiatan yang bersifat analitis dan konseptual. (Sumber dari sini)
Trus apa pentingnya?
Wahai teman-teman.. Inget dong ya, kalau berhitung itu
adalah pelajaran yang kita dapatkan sejak masih di bangku taman kanak-kanak
sampai akhir hayat, eh…sampai kuliah deng. Iya lah, tuh Statistika. Ngitung
juga kan? Ada makna tersirat dari hal tersebut, yaitu bahwa pelajaran yang satu
ini memang beneran penting dalam kehidupan sehari-hari. Nggak percaya? Hmm,
coba diingat-ingat kalau bangun pagi, yang dilihat apa? Jam dinding kan? Trus
abis itu secara nggak sadar biasanya kita berhitung, udah jam 5 nih, udah telat
lah kalo mau bikin opor ayam buat sarapan. Udah telor ceplok aja (itu sih saya
:p ). Atau saat akhir bulan di mana kondisi dompet udah mengkhawatirkan, pasti
dihitung banget tuh harga menu makan siang. Cari yang paling murah tapi
ngenyangin, gitu prinsipnya. Atau di sisi lain, urusan sandang. Gak mungkin kan
kita beli baju atau sepatu tanpa ngukur panjang kaki/badan?
Intinya, nyaris semua hal di dalam hidup ini butuh
hitung-hitungan, butuh Matematika.
Putera Sulung Saya--Gaza, yang suka banget sama Mathblock Bahkan minta dibawakan saat opname |
Trus, kalo gak mahir Matematika, gimana?
Ya tenang aja, dunia gak bakalan runtuh kok kalau nilai
matematika kita jeblok. Paling juga dapet remedial, hehe.. Nggak ding, becanda.
Seriusnya sih, gak usah kecil hati. Toh memang gak semua orang dilahirkan untuk
jenius di bidang yang satu ini seperti Phytagoras atau Archimedes, bahkan Al
Biruni. Tidak terlalu penting untuk mahir dalam matematika, namun menyukai
matematika itu penting adanya. Nah kalo yang ini serius. Suka sama mahir beda,
toh? Simpelnya gini, paham algoritma itu nggak penting, tapi bisa ngitung
mencukupkan gaji untuk keperluan sebulan, itu mutlak diperlukan. Atau, nggak
masalah buta dalam aritmatika, yang penting bisa memperkirakan berapa lama
waktu yang bisa dialokasikan untuk fesbukan saat hanya ada 24 jam yang harus
dibagi untuk urusan domestic, pengasuhan anak dan membaktikan diri dalam
masyarakat. Percaya deh, kalo gak suka sama matematika, berbagai manajemen
dalam hidup bisa kacau.
Secara teori, konon seperti inilah manfaat Matematika:
- Cara berpikir matematika itu kan sistematis. Nah dengan belajar matematika, otak kita terbiasa untuk memecahkan suatu masalah secara sistematis.
- Cara berpikir matematika itu kan deduktif, dimana kesimpulan ditarik dari hal-hal yang bersifat umum, bukan khusus. Sehingga kita terhindar dari rumus ‘kebetulan’ dalam hidup. Kan memang gak ada yang kebetulan ya di dunia ini, melainkan semua sudah diatur oleh Yang Maha Kuasa.
- Belajar matematika melatih kita menjadi individu yang lebih teliti, cermat dan tidak ceroboh dalam bertindak. Ya iya dong, coba aja bedain satu angka dalam soal matematika, pasti bisa bikin jawabannya salah.
- Belajar Matematika bisa bikin kita lebih sabar. Kalo nggak mau sabar, ya lewat aja itu kertas ujian matematika dikosongin semua.(Sumber dari sini)
Di atas semua teori itu, seperti
yang sudah saya ungkapkan sebelumnya, matematika itu penting banget deh dalam
berbagai sisi kehidupan mulai dari manajemen waktu sampai jual beli. Makanya,
penting bagi kita untuk menyukai pelajaran yang satu ini. Nah terus gimana bisa
suka kalau sejak kecil pelajaran yang satu ini udah terlihat menyeramkan?
Dimana daya tariknya kalah telak oleh Princess Elsa. Tentu sangat
memprihatinkan bukan? Akan jadi generasi macam apa anak-anak kita kelak?
Lebay?
Nggak juga sih, tergantung dari
sisi mana Anda melihatnya. Jika Anda menganggap nggak penting bagi seorang anak
untuk bisa mengatur uang jajannya dalam seminggu, karena kalau kurang toh
gampang tinggal ditambahin. Atau nggak penting bagi seorang anak untuk mengatur
waktunya seharian. Mau main terus, tidur terus, yang penting happy. Iya betul,
jika Anda berpikir demikian, maka ‘teori’ saya akan tampak lebay. Tapi
sebaliknya, jika Anda ingin buah hati tercinta memiliki kecerdasan financial,
kemandirian dan manajemen waktu yang baik, maka penting untuk menanamkan ‘Suka
Matematika’ sejak dini. Sekali lagi, SUKA ya, bukan MAHIR :)
Cara Asyik Agar Anak Suka Matematika
Lalu, gimana caranya bikin anak
suka sama Matematika?
Ya bikinlah agar mata pelajaran
yang satu ini tampak menggiurkan seperti es krim di tengah hari nan terik, yang
sekali jilat selalu terasa kurang. Maunya mau lagi, lagi dan lagi. Jika sudah
demikian, maka yakinlah bahwa popularitas Princess Elsa akan tergantikan dengan
Matematika. Ya, minimal kalo besok-besok anak Anda minta dibelikan aksesoris
karakter tersebut, dia udah bisa ngitung mana yang terjangkau dan mana yang
tidak, gak pake berantem dan ngambek di mall :)
Berikut beberapa cara agar anak
Suka Matematika:
1. Ubah
mindset Anda tentang Matematika.
Lupakan bahwa matematika hanya
bisa dimulai dari worksheet berisi gambar angka-angka yang harus ditebalkan atau
benda yang harus dihitung jumlahnya. Ajak anak keluar, minta dia untuk
menghitung ada berapa ruas jari di daun singkong. Atau ada berapa jumlah anak
tangga di mall. Yang lebih aplikatif adalah, bawa anak anda ke warung, beri ia
uang 2.000. Biarkan anak memilih jajanan yang bisa dibelinya dengan uang
tersebut.
2. Download
aplikasi belajar matematika di gadget.
Well, sebetulnya ini agak beresiko
karena bisa membuat anak kecanduan gadget. Jadi pintar-pintar lah untuk
bernegosiasi dengan anak mengenai waktu yang tepat untuk bermain gadget serta
berapa lama. Jika dirasa sulit, maka jangan tempuh tips kedua ini. Kecuali jika
Anda berpikir bahwa aplikasi ini bisa meminimalisir anak main social media atau
chatting (ya tentu saja belajar matematika akan lebih bagus untuk
perkembangannya).
3. Fasilitasi
anak dengan mainan edukatif yang bisa menunjang kemampuan matematikanya.
Hari gini, silakan browsing. Ada
banyak banget mainan edukatif untuk menstimulasi berbagai kecerdasan dan
kemampuan, termasuk kecerdasan Matematika ini. Namun saya sih tetap berprinsip,
kalau anak tidak boleh dipaksa untuk bisa cerdas di suatu bidang, tidak
terkecuali untuk matematika. Kalau anak memang berbakat di bidang Matematika,
maka stimulasi berupa permainan eukatif terkait hal ini, bisa banget melejitkan
kemampuannya. Sementara jika anak tak berbakat, permainan semacam ini bisa
untuk membangkitkan minatnya agar mau mengenal matematika. Tak kenal maka tak
sayang, bukan?
Math Block Sebagai Alternatif
Permainan Edukatif Matematika
Contoh Kreasi Math Block |
Math Block merupakan Mainan
Matematika yang dirancang secara khusus untuk anak usia 3 tahun ke atas.
Melalui permainan ini anak dapat melatih kemampuan mereka untuk
-
mengenal warna
-
mengenal bentuk
-
mengenal tekstur
-
melatih gerak motorik halus
-
melatih daya kreasi
-
mengenal konsep angka
-
mengenal konsep penjumlahan dan pengurangan
-
melatih kemampuan penjumlahan bilangan bulat
-
dll
Math Block yang merupakan salah satu produk dari ScienceFactory ini tercipta dilatarbelakangi oleh kegelisahan seorang konsultan
pendidikan matematika dan IPA, Anggayudha Ananda Rasa atau yang kerap disapa
Kak Aye. Sebagai seorang guru sekaligus konsultan yang membantu beberapa
sekolah di Bandung, Jakarta dan Banten, ia merasa ada yang keliru dengan pola
pendidikan matematika dan IPA di Indonesia. Ia merasa bahwa semestinya
pelajaran-pelajaran eksakta seperti matematika dan IPA dibawakan dengan cara
yang menyenangkan dan menarik, sehingga para siswa tidak merasa bosan dan
ketakutan (nah, kayanya sejalan nih sama survey saya di awal tadi, hehehe).
Liputan Math Block Di Media |
Berangkat dari kegalauan tadi, maka pada 2012 ia mencoba
untuk mengajak beberapa koleganya yang memiliki latar belakang pendidikan
matematika dan desain produk untuk bergabung dan menciptakan sebuah permainan
matematika. Dengan harapan melalui permainan ini anak-anak tidak lagi merasa
bosan dan tertekan saat belajar matematika.
Selama sekitar 2 tahun tim yang dipimpin Kak Aye melakukan
riset. Mereka mulai melakukan observasi di lapangan, membedah kurikulum,
merancang permainan, membuat prototype permainan, mengujicoba permainan hingga
mengevaluasi permainan secara berkala. Mereka melakukan proses tersebut
berulang kali.
Hingga akhirnya pada pertengahan tahun 2014 seluruh proses
riset telah selesai mereka lakukan dan menghasilkan dua buah mainan matematika
yang diberi nama Math Block dan Math Quest.
Dua tahun tentu bukan waktu yang sebentar. Orang kalau nggak
memiliki dedikasi yang tinggi, gak bakalan bertahan dalam waktu selama itu
untuk menngkreasikan sebuah benda/metode yang bermanfaat bagi orang banyak.
Inilah yang akhirnya menjadi kelebihan dari produk Math Block yang dibuat di
Science Factory. Dalam satu kotak, Anda bisa memperoleh 40 potong kayu beraneka
bentuk dan warna yang pada masing-masing potongan tercetak angka-angka. Tak
hanya itu, ada juga 4 buah dadu, 26 kartu yang mewakili alphabet, sebuah kayu
berbentuk koin bertanda +/-, buku petunjuk serta CD beragam tutorial permainan
yang bisa dilakukan dengan benda-benda tersebut (balok kayu, dadu, kartu dan
koin +/-)
Dirancang untuk anak usia 3-9 tahun, permainan karya asli anak
bangsa ini insyaaAllah sesuai untuk menstimulasi kemampuan matematika anak di
setiap fase tumbuh kembangnya. Untuk anak-anak prasekolah, bisa dimulai dengan
mengkreasikan bentuk dari balok-balok kayu, yang bisa merangsang imajinasi dan
melatih motorik halusnya. Sementara untuk anak yang sudah duduk di bangku
Sekolah Dasar, ada petunjuk untuk beragam pembelajaran matematika.
Jika Anda khawatir permainan ini bisa menggegas otak anak-anak prasekolah, hingga kehilangan masa-masa bermain mereka, maka berikut saya tampilkan dua orang tokoh pendidik di negeri ini yang memberikan testimoni mereka untuk permainan dari Science Factory ini
Cihuy banget, kan?
Jadi, tunggu apa lagi… Yuk bantu anak sejak dini untuk
mencintai Matematika..
Berminat dengan produk keren ini? Atau ingin menjadi Play Advisor seperti saya?
Anda bisa menghubungi saya di
FB Pritha Khalida
Email pritha.khalida@gmail.com
1 comment:
Kian tertarik deh :)
Post a Comment